PBSI memang menargetkan semifinal, tapi aku berharap kami bisa bertahan lebih lama

Jakarta (ANTARA News) - Jika tim putra Indonesia dijagokan bisa menjuarai kejuaraan dunia bulutangkis beregu Piala Thomas di New Delhi, India 18-25 Mei mendatang, lain halnya dengan tim putri untuk Piala Uber yang berlangsung pada waktu dan tempat yang sama.

Menurunnya prestasi bulutangkis putri Indonesia akhir-akhirnya ini, membuat PBSI tidak berani pasang target terlalu muluk bagi mereka di Piala Uber tersebut.

"Untuk tim Piala Uber, bisa masuk semifinal sudah bagus," kata Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Gita Wirjawan baru-baru ini.

Bukan soal pesimistis, tapi para pembina bulutangkis Tanah Air harus realistis dengan kenyataan soal prestasi tim putri ini.

Salah satunya adalah catatan peringkat dunia yang dirilis BWF. Pada tunggal putri tidak ada satupun pemain Indonesiayang masuk 10 besar dunia.

Lindaweni Fanetri hanya berada di urutun 23 dunia, sedangkan rekannya Bellaetrx Manuputty di urutan 24.

Di sektor ganda putri agak lumayan, karena ada dua pasangan Indonesia di 10 besar, yakni Nitya Maheswari/Greysia Polli (peringkat sembilan) dan Pia Zebadiah/Rizki Amelia (peringkat 10).

Namun di atas mereka ada tiga pasangan dari Tiongkok yang bakal menjadi andalan untuk kembali meraih Piala Uber.

Meskipun untuk event di India itu harapan terhadap tim putri tidak sebesar tim putra, namun persiapan yang dilakukan PBSI tidak membedakan gender.

Tim Piala Uber asuhan Imelda Wiguna tersebut juga menjalani persiapan yang matang, termasuk melalui program karantina di Kudus, Jateng, selama 10 hari, bersama tim putra.

Setelah melalui tahapan seleksi, akhirnya PBSI mengumumkan 10 pemain tim inti Piala Uber Indoensia.

Mereka adalah Linda Wenifanetri, Bellaetrix Manuputty, Adriyanti Firdasari dan Maria Febe Kusumastuti untuk tunggal, serta Greysia Polii, Nitya Krishinda Maheswari, Pia Zebadiah Bernadeth, Rizki Amelia Pradipta, Tiara Rosalia Nuraidah dan Suci Rizki Andini untuk nomor ganda.

"Penentuan pemain dalam tim inti Piala Uber tidaklah mudah. Keputusan ini lahir dari diskusi panjang selama di karantina, simulasi dan sebagainya. Pemilihan pemain bukan dilihat dari segi teknis saja, tetapi segi non teknis seperti pengalaman dan kematangan di lapangan," kata Imelda Wiguna, manajer tim Uber Indonesia.

Menurut Imelda, komposisi pemain yang akan dikirim ke India tersebut sudah merupakan yang terbaik dan diharapkan mereka bisa meraih hasil maksimal.

Di India, tim bulutangkis Indonesia yang bukan unggulan itu masuk dalam grup B bersama tim kuat Korea, Singapura dan Australia.

Negara peserta lainnya adalah juara bertahan Tiongkok, Taiwan, Inggris, Rusia (grup A), Thailand, India, Kanada dan Hongkong (grup C), serta Jepang, Denmark, Malaysia dan Jerman di grup D.

Pertimbangan teknis dan nonteknis tampaknya juga diperhitungkan PBSI sehingga kembali memberi kepercayaan kepada pemain senior Adriyanti Firdasari untuk kembali masuk tim Piala Uber, meski banyak pemain yang peringkatnya di atasnya.

Firdasari yang peringkat dunianya anjlok di urutan 81, sudah enam kali ikut Piala Uber, sehingga pengalaman itu diharapkan bisa bermanfaat bagi tim.

Firdasari yang juga ditunjuk sebagai Kapten tim Piala Uber itu bertekad mempersembahkan yang terbaik bagi Indonesia di Piala Uber tahun ini. Ia berjanji akan tampil habis-habisan dalam event yang akan diselenggarakan di India tersebut.

"Aku tidak menyangka bisa terpilih masuk tim inti Piala Uber," kata Firda. "Aku cuma latihan dan berbuat yang terbaik." katanya seperti dikutip laman resmi PBSI.

Firda, pemain paling senior di tim Piala Uber 2014 dan sudah berlaga di event itu tahun 2004, 2006, 2008, 2010 dan 2012, juga berambisi ingin membalas kegagalan di India delapan tahun silam. Saat itu, dalam kualifikasi Piala Uber 2006, ia dan tim gagal menembus putaran final di Jepang.

"Kualifikasi 2006 itu pengalaman buruk yang aku anggap sebagai tantangan untuk saat ini," kata Firda.

"PBSI memang menargetkan semifinal, tapi aku berharap kami bisa bertahan lebih lama. Target yang diberikan PBSI itu realistis, hanya, memang kami harus kerja keras sejak awal." tambahnya.


Misi khusus

Indonesia nyaris tidak bisa ikut serta ke India tahun ini mengingat prestasi di tunggal putri dan ganda putria yang terus merosot di event internasonal, sementara Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) menggunakan sistem rangking dan kuota per benua untuk menetapkan peserta Piala Uber.

Untungnya PBSI dapat menambah poin pemain putri dengan mengikutsertakan para pemain pada sejumlah turnamen sehingga tim Uber Indonesia bisa berpartisipasi mendampingi tim Piala Thomas ke India.

Selain itu, partisipasi tim Uber Indonesia juga terkait dengan rencana PBSI mengajukan diri menjadi calon tuan rumah Piala Thomas dan Piala Uber.

Indonesia akan melakukan bidding untuk Piala Thomas dan Uber 2016. Ini menjadi salah satu pertimbangan juga kenapa kita harus bisa ambil bagian di Piala Uber 2014. "Kami akan mengutamakan pemain-pemain untuk mewakili Indonesia di Piala Uber 2014, karena kami ingin pemain-pemain muda yang tampil di Piala Uber 2016," kata ketua bidang pembinaan dan prestasi PBSI Rexy Mainaky.

Dengan demikian ada misi khusus untuk Firdasari dkk pada Piala Uber 2014. Mereka harus bisa menunjukkan bahwa Indonesia masih layak diperhitungkan sebagai kekuatan bulutangkis dunia, sehingga tetap layak untuk menjadi penyelenggara Piala Thomas/Uber tahun 2016 mendatang.

Prestasi Indonesia dalam perjalanan sejarah Piala Uber sebenarnya tidak juga terlalu buruk.

Dari 26 kali penyelenggaraan Piala Uber sejak 1956, Indonesia telah tiga kali menjadi juara. China mendominasi event ini dengan 12 kali menggenggam juara.

Seperti yang dikemukakan oleh pelatih tim Uber Indoneisa Imelda Wiguna, pada turnamen beregu ini kemenangan juga ditentukan oleh strategi, termasuk mempertimbangkan faktor non teknis.

Dengan strategi yang tepat, diharapkan Firdasari dkk dapat membuat kejutan dan bukan sekedar tim pelengkap kontingen Indonesia yang akan berlaga di India 18-25 Mei nanti.

Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014