Moskow (ANTARA) - Pengusaha miliarder Amerika Serikat Elon Musk meramalkan bahwa AS tidak akan memiliki pemilu sesungguhnya jika calon presiden dari Partai Republik Donald Trump kalah dari calon dari Partai Demokrat Kamala Harris pada 5 November mendatang.

Pernyataan Musk tersebut muncul setelah Harris berjanji akan memberikan amnesti bagi para imigran yang melintas secara ilegal ke AS.

"Tujuan yang dinyatakan secara terbuka oleh hampir semua pemimpin Partai Demokrat adalah melegalkan ~15 juta migran ilegal sesegera mungkin, serta mendatangkan puluhan juta migran lainnya," tulis Musk di X.

"Itu akan segera membuat semua negara bagian yang masih belum jelas menjadi negara bagian yang mendukung Partai Demokrat, seperti yang terjadi di California dengan amnesti 1986, mengubah Amerika menjadi negara satu partai permanen. Ini adalah pemilihan umum terakhir jika Trump kalah," lanjutnya.

Pada Mei, Musk mengatakan pemilu 2024 di AS kemungkinan menjadi pemilu terakhir yang diputuskan warga AS karena masuknya imigran ilegal secara besar-besaran ke negara itu.

Migrasi ilegal di perbatasan selatan AS telah memecahkan rekor selama tiga tahun berturut-turut sejak Presiden Joe Biden mengambil alih Gedung Putih pada Januari 2021, dengan total hampir 8 juta pertemuan ilegal terjadi selama periode tersebut, menurut data yang diberikan oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS.


Sumber: Sputnik
Baca juga: Musk kepalai komisi efisiensi pemerintah jika Trump menang Pilpres
Baca juga: Elon Musk soroti penampilan buruk Biden dalam debat Pilpres AS
Baca juga: Elon Musk akan dukung calon dari Partai Demokrat maupun Republik

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024