Keluarga dan sahabat mengirim penghargaan atas harapan baik dari media dan publik..."
Sydney (ANTARA News/Reuters) - Peringatan duka pertama bagi penumpang pesawat jet Malaysia Airlines MH370 akan digelar di Australia akhir pekan ini, walau hampir delapan pekan setelah pesawat itu hilang dan dilaporkan jatuh di wilayah terpencil sebelah selatan Samudera Hindia.
Keluarga dan sahabat Rod dan Mary Burrows, dua dari enam warga Australia dalam penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur (Malaysia) ke Beijing (Tiongkok) pada 8 Maret 2014, akan menggelar upacara peringatan di Brisbane pada Minggu, demikian pernyataan atas nama keluarga yang dipublikasikan kepolisian setempat, Jumat.
Pernyataan itu menyebutkan: "Keluarga dan sahabat mengirim penghargaan atas harapan baik dari media dan publik, tetapi meminta privasi dan keheningan selama masa sulit tersebut."
Terlepas dari pencarian yang intensif melalui udara, laut dan bawah laut yang belum tuntas sekaligus menjadi misteri dalam sejarah penerbangan, keluarga penumpang MH370 di Australia akan melakukan upacara peringatan mengenangnya.
Kerabat penumpang lainnya yang berada di pesawat, kebanyakan berasal dari Tiongkok, berulangkali menyatakan kemarahan dan frustrasi atas kurangnya informasi dan bukti kehilangan orang terkasih mereka dari pihak manajemen Malaysia Airlines maupun Pemerintah Malaysia.
Malaysia Airlines pekan ini mendesak pihak keluarga yang masih bertahan di Kuala Lumpur untuk kembali pulang ke rumah masing-masing, sambil mengatakan bahwa mereka akan tetap diberi informasi dan berjanji untuk membayar awal kompensasi terhadap mereka yang memenuhi syarat.
Pemerintah Malaysia pada Kamis (1/5) juga menyampaikan laporan menyeluruh tentang apa yang terjadi pada penerbangan MH370 yang hilang itu, termasuk merinci rute yang mungkin diambil pesawat ketika menyimpang dan misteri yang mengikutinya.
Laporan pendahuluan itu masih meninggalkan berbagai pertanyaan kunci dari masyarakat yang tak terjawab, termasuk apakah pesawat itu sengaja dialihkan setelah komunikasi dinonaktifkan.
Dengan menggunakan analisis terobosan dari data satelit, para ahli mempersempit daerah pencarian ke area lengkungan besar Samudera Hindia seluas 1.600 km (1.040 mil) barat laut Perth, Australia.
Setelah berminggu-minggu menjelajah jutaan kilometer persegi lautan tanpa menemukan tanda-tanda puing, pihak berwenang Australia menghentikan pencarian udara dan permukaan laut pada awal pekan ini.
Australia kini berencana untuk mengontrak perusahaan komersil untuk melakukan pencarian sonar seluas 60.000 kilometer persegi (24.000 mil persegi) daerah dasar laut yang memakan waktu delapan bulan atau lebih dengan perkiraan biaya minimal 60 juta dolar Australia (setara dengan Rp642,3 miliar).
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014