Surabaya (ANTARA) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan model dan sistem informasi manajemen rantai pasok jagung di Jawa Timur bernama Silaja guna mendukung keberlanjutan pasok rantai pangan di Indonesia.

Ketua Tim Penelitian Terapan ITS Prof Erma Suryani, ST, MT, PhD di Surabaya, Selasa, menjelaskan bahwa jagung merupakan komoditas strategis dalam sektor pertanian Indonesia karena keberagaman manfaatnya pada sektor industri pakan, pangan, dan bahan baku.

"Keberagaman manfaat ini membuktikan peran penting komoditas jagung dalam pembangunan sektor pertanian dan perekonomian nasional," ujarnya.

Erma menuturkan, pada saat ini kondisi industri komoditas jagung tengah mengalami beberapa masalah. Di antaranya adalah rendahnya produktivitas, kelangkaan akan pupuk, dan rendahnya harga jual jagung petani. Hal ini pun semakin diperparah dengan kondisi teknologi budidaya yang kurang memadai.

Dosen Departemen Sistem Informasi ITS itu berpendapat bahwa kondisi ini memerlukan peralihan manajemen rantai pasok ke sistem berbasis teknologi informasi.

Peralihan tersebut dapat meningkatkan kinerja sektor ekonomi budidaya jagung, mengembangkan budidaya pertanian ramah lingkungan, dan meningkatkan aspek sosial dalam industri komoditas jagung.

"Gagasan ini kemudian tercurah dalam sistem informasi bernama Silaja," ujar Erma.

Erma melanjutkan bahwa sistem informasi Silaja dapat diakses melalui laman resmi silaja.id. Sistem informasi ini ditujukan untuk membantu meningkatkan manajemen rantai pasok komoditas jagung di Provinsi Jawa Timur secara berkelanjutan.

Adapun maksud dari berkelanjutan dalam konteks ini adalah mencakup dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan sebagai pertimbangan.

Guru besar di bidang Model Driven Decision Support System tersebut juga menjelaskan, Silaja dilengkapi dengan berbagai fitur penunjang industri komoditas jagung. Salah satunya adalah fitur pendampingan budidaya.

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengetahui takaran pupuk ideal, estimasi keuntungan yang didapat, potensi risiko, dan indeks potensi lahan yang dimiliki.

Selain fitur pendampingan budidaya, terdapat juga fitur-fitur lain yang dapat memudahkan pengguna dalam meningkatkan manajemen mutu jagung. Fitur-fitur tersebut didukung dengan metode pemodelan menggunakan data yang valid.

Ke depannya, Erma berharap Silaja dapat diterapkan sehingga meningkatkan nilai kinerja rantai pasok komoditas jagung di Provinsi Jawa Timur.

Menanggapi hasil penelitian ini, Kepada Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Denny Kurniawan berterima kasih atas upaya ITS dalam mendukung keberlanjutan manajemen rantai pasok jagung.

"Ini adalah salah satu metode yang dapat membantu dalam mengelola rantai pasok komoditas jenis ini (jagung, red) di Provinsi Jawa Timur," ucapnya.

Baca juga: PT PAL Indonesia ajak ITS kolaborasi menuju Indonesia Emas 2045

Baca juga: ITS dan KLHK ajak generasi muda antisipasi bahaya UHI

 

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024