Setiap tahunnya kami berhasil mengantarkan lebih dari 160 miliar liter berbagai jenis energi dan melakukan lebih dari 20 ribu pengapalan energi ke seluruh pulau-pulau di Indonesia,
Jakarta (ANTARA) - Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria memberikan apresiasi atas kinerja distribusi bahan bakar minyak (BBM) maupun komoditas energi lainnya yang dilakukan Pertamina Internasional Shipping (PIS) lewat armada kapalnya.


"Terselenggara pengangkutan bahan bakar minyak ke seluruh wilayah Indonesia ini oleh PIS pantas diapresiasi oleh segenap lapisan masyarakat," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Sofyano yang juga pengamat energi mengingatkan bahwa ketersediaan bahan bakar bagi rakyat di negeri ini adalah berkat perencanaan dan kerja keras dari grup BUMN energi tersebut.

"Peran PIS sangat punya arti yang besar dalam mendistribusikan bahan bakar buat negeri ini. Hal ini perlu terus mendapat dukungan dari publik dan juga pemerintah," ujar Sofyano.

Sebelumnya, CEO Pertamina Internasional Shipping, Yoki Firnandi memaparkan, kunci utama perusahaan menjadi urat nadi virtual (virtual pipeline) dalam pengangkutan energi ke seluruh penjuru kepulauan adalah logistik yang efektif dan efisien, koordinasi rantai pasokan, dan strategi mengatasi ketidakpastian eksternal.

"Setiap tahunnya kami berhasil mengantarkan lebih dari 160 miliar liter berbagai jenis energi dan melakukan lebih dari 20 ribu pengapalan energi ke seluruh pulau-pulau di Indonesia," ucap Yoki Firnandi dalam "High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnership 2024" di Bali, Selasa (3/9).

Yoki menjelaskan bahwa langkah pertama dalam menjawab tantangan tersebut adalah memiliki sistem logistik yang efisien dan efektif.

Upaya ini dicapai dengan memetakan dan mengawasi dengan ketat performa logistik perusahaan, sehingga dapat terus meningkatkan kualitas pengiriman energi.

Hal kedua, PIS memiliki mekanisme koordinasi yang cermat di internal yang memudahkan perusahaan berkoordinasi antara para pemangku kepentingan dan pelaku industri.

"Koordinasi yang cermat ini mampu menyokong PIS dalam perencanaan, operasional, dan eksekusi masterplan," sebutnya.

Poin berikutnya adalah strategi menghadapi faktor-faktor ketidakpastian.

Menurut dia, perdagangan dan ekonomi dunia tidak melepaskan diri dari ancaman-ancaman eksternal.

Bencana alam, infrastruktur yang belum merata, kondisi geopolitik adalah variabel eksternal tak terduga yang perlu diantisipasi, katanya.

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024