Tujuannya adalah untuk memperkuat kemampuan perhimpunan nasional dalam menghadapi krisis, baik di tingkat regional maupun global
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Palang Merah Indonesia (PMI) AM Fachir mengatakan pertemuan Southeast Asia (SEA) Leaders di Bali menghasilkan sejumlah komitmen seluruh Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Asia Tenggara, seperti penguatan kolaborasi regional.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, Fachir menyebutkan Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sepakat untuk memperkuat kolaborasi antar-komponen gerakan di Asia Tenggara dengan menyelaraskan mandat, layanan, dan sumber daya.

Kemudian, katanya, perhimpunan itu berkomitmen meningkatkan kesiapsiagaan, kolaborasi, dan kemampuan tanggap darurat melalui pemetaan dan peningkatan kapasitas.

Baca juga: PMI tuan rumah SEA Meeting Red Cross and Red Cresent 2024

"Tujuannya adalah untuk memperkuat kemampuan perhimpunan nasional dalam menghadapi krisis, baik di tingkat regional maupun global," ucapnya.

Fachir menambahkan komitmen lainnya adalah meningkatkan kerja sama peer-to-peer, di mana semua saling terhubung. Menurutnya, Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di Asia Tenggara akan mengembangkan mekanisme lintas batas untuk memfasilitasi berbagi pengetahuan dan tanggap krisis bersama, memperkuat solidaritas, serta meningkatkan efektivitas dalam menangani krisis kemanusiaan di seluruh kawasan.

Adapun hasil evaluasi dari komitmen ini, katanya, akan dipresentasikan pada Pertemuan Pemimpin Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Asia Tenggara ke-22 yang akan berlangsung pada tahun 2025.

"Pertemuan ini akan menjadi momentum untuk terus mendorong kolaborasi yang lebih solid demi keamanan dan kesejahteraan masyarakat di Asia Tenggara," dia menuturkan.

Baca juga: Sejarah Hari Donor Darah Sedunia, momen peringatan membantu sesama

DDalam pertemuan tersebut, lanjutnya, ada pembahasan juga mengenai Asia Tenggara yang terus memperkuat kerja sama melalui jaringan bilateral dan multilateral yang kokoh.

Dia menjelaskan beberapa jaringan di Asia Tenggara seperti jaringan keamanan dan ketahanan masyarakat, pemuda, pertolongan pertama, jaringan Perlindungan, Gender, dan Inklusi (PGI), penggalangan dana Asia Pasifik, serta jaringan migrasi Asia Pasifik terus bekerja sama untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan tanggap terhadap krisis yang mungkin terjadi baik di dalam maupun di luar kawasan.

“Kami menegaskan pentingnya berbagai jaringan tersebut dan komitmen yang telah disepakati untuk memperkuat respons kemanusiaan di kawasan Asia Tenggara,” kata Fachir.

Baca juga: PMI luncurkan program kesiapsiagaan bencana gempa bumi tahap II

 

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024