Ia mengungkapkan, doa dan dukungan secara moral terus mengalir untuk istri tercintanya, meski mereka berbeda tim.
Mulai dari masa persiapan, sampai dengan hari pertandingan.
Walaupun, dukungan itu tidak bisa diekspresikan langsung saat kedua tim tampil di venue.
Sebab, pria berkacamata itu sangat memahami arti profesionalitas dan loyalitas sebagai atlet, sehingga lebih memilih mendukung dalam diam serta melalui doa.
Nadia mengaku, dukungan selalu ditunjukkan suaminya selama proses persiapan. Hal serupa juga dia lakukan kepada suaminya, guna saling menguatkan mental masing-masing.
"Kami cuma bisa dukung melalui doa, karena kalau dukungan di lapangan tidak mungkin karena berbeda tim," ujar perempuan berambut keriting itu.