Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Jumat pagi menguat, naik 19 poin dari posisi terakhir Rabu (30/4) menjadi Rp11.543 per dolar AS.

Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan nilai tukar rupiah kembali berada dalam area positif setelah data-data ekonomi Amerika Serikat dinilai belum terlalu kuat dengan indeks kepercayaan konsumen yang rendah.

"Belum kuatnya ekonomi AS itu membuat banyak spekulasi di pasar bahwa pemangkasan stimulus tidak akan agresif sehingga nilai dolar AS pun melemah dan dimanfaatkan oleh laju mata uang dunia lainnya, termasuk rupiah," katanya.

Ia menambahkan pernyataan Bank Dunia yang menanggapi positif adaptasi pengelolaan risiko Indonesia juga mendukung peningkatan nilai tukar rupiah.

Selain pengaruh global, Reza menjelaskan, rupiah hari ini juga mendapat sentimen positif dari data-data ekonomi dalam negeri.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi bulan April 2014 sebesar 0,02 persen. "Inflasi masih terjaga dan potensi pertumbuhan Indonesia akan terus berlanjut," kata Reza.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan kondisi psikologis pelaku pasar uang dapat terangkat setelah pengumuman data deflasi bulan April 2014.

Kendati demikian, lanjut dia, kondisi politik dalam negeri, khususnya terkait pencalonan presiden, masih membayangi sentimen pasar uang domestik.

Pelaku pasar menanti kepastian calon presiden yang mengikuti pemilihan umum untuk mempelajari perkiraan arah kebijakan ekonomi pemerintahan mendatang.

"Sentimen domestik terkait politik masih akan mempengaruhi pasar keuangan domestik," kata dia.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014