Djakarta, 9/9/1950 (ANTARA) - Pemilik Rumah makan di pintu Air Djakarta (seorang Tionghoa) tadi malam djam 11, telah dirampok uang kontannja sebanjak f 1000,- oleh 3 orang bersendjata pistol, ketika hendak masuk kerumahnja di Gang Tengah, sesudah menutup perusahaannja.

Uang kontan jang dirampok itu, ialah uang pendapatan rumah makannja satu hari.

Dengan kedjadian ini, telah 2 kali pemilik rumah makan itu mendjadi korban perampok, jang pertama ialah pada sebulan berselang sebanjak f 5000,-, diduga ketika ia hendak masuk kerumahnja.

Di Bekasi
Setelah pada kemarin malam terdjadi 3 perampokan berturut di Bekasi, tadi malam kembali kawanan perampok melakukan aksinja didaerah ini, jaitu pada rumahnja Senak, kampung Bulak Bekasi, jang dilakukan oleh 2 orang bersendjata pistol. Senak jang melihat kawanan pendjahat ini bersendjata api dan langsung mengacungkan pistol kearah lehernja, tak berani melakukan perlawanan dan terpaksa serahkan uang gadji jang baru diterimanja sebesar f 215,-.

Mula2 minta tolong kemudian menggasak.
Tiga orang berpakaian uniform dan bersendjata pistol, kemarin pada lk djam 12.40 siang telah memaksa supir Ramli, jang telah menolong mengantarkanja dari djalan Marskalk ke Tjibinong, untuk segera meninggalkan mobilnja, atau ia akan ditembak mati di tempat itu djuga.

Ramli sebagai supir Lindeteves mula2 distop mobilnja ketika liwat didjalan Marskalk oleh 3 orang beruniform, jang minta tolong. Ramli suka mengantarnja sampai di Tjibinong. Karena mengira ketiga orang ini dari tentara jang perlu segera pulang kepostnja, Ramli tak keberatan mengantarkanja, tapi setibanja disuatu tempat jang sepi didaerah Tjibinong, tiba2 Ramli ditodong dengan pistol oleh ketiga orang itu dan diperintahkan berhentikan kendaraannja, kemudian ia diperintahkan segera turun atau akan dihabisi djawanja.

Ketiga orang ini kemudian menghilang melarikan mobil Ramli.

Sumber: Pusat Data dan Layanan Informasi ANTARA

Baca juga: Untuk pertama kali ada rampok
Baca juga: ANTARA Doeloe : Siasat baru rampok, nyonya rumah disemprot air tjabe rawit
Baca juga: ANTARA Doeloe : Gerombolan "pantjoleng" apes

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024