Samarinda (ANTARA) - Sebanyak 54 kafilah yang terbagi dalam dua regu yakni sembilan regu putra dan sembilan regu putri bersaing dalam Musabaqah Fahmil Quran atau cerdas cermat pada MTQ Nasional XXX Tahun 2024 Kalimantan Timur.
Ketua Majelis Dewan Hakim Kiai Haji Zaini Kasyful Anwar, di Samarinda, Selasa, menjelaskan Fahmil Quran merupakan kompetisi yang menguji pengetahuan para kafilah tentang pemahaman Al Quran, hadis, serta dunia Islam secara holistik.
"Musabaqah Fahmil Quran tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana edukasi yang efektif. Melalui kegiatan ini diharapkan generasi muda semakin mencintai Al Quran dan mengamalkan nilai-nilai di dalamnya," kata dia.
Baca juga: Sebanyak 36 negara pamerkan karya seni kaligrafi di MTQN
Sembilan regu putra (satu regu beranggotakan tiga orang) dan sembilan regu putri (satu regu beranggotakan tiga orang) beradu kecerdasan dalam menjawab berbagai soal seputar Al Quran dan keislaman. Melalui siaran langsung, masyarakat dari seluruh Indonesia dapat menyaksikan langsung aksi para peserta muda yang penuh potensi.
“Kompetisi ini tidak hanya menguji hafalan, tetapi juga kemampuan berpikir kritis dan analitis," ujar Zaini Kasyful Anwar.
Ia menambahkan bahwa penilaian dilakukan secara objektif dan transparan untuk menjunjung tinggi sportivitas.
Baca juga: Menag RI: MTQN XXX di Kaltim sebagai menandai peradaban baru bangsa
"Penilaian dilakukan secara objektif sesuai panduan MTQ, di mana jawaban yang mencapai akurasi minimal 20 persen akan mendapatkan poin, sedangkan kesalahan akan dikenakan pengurangan nilai," katanya.
Dalam soal paket, menurut dia, hanya juru bicara regu yang diperbolehkan menjawab, sementara pada soal rebutan, seluruh anggota regu bisa ikut serta. Dengan sistem ini, diharapkan setiap peserta dapat menunjukkan kecerdasan dan kerja sama tim yang solid, dengan tetap menjaga sportivitas.
Baca juga: Kemenag: MTQN XXX refleksi membangun bangsa dari kecintaan Al Quran
Kompetisi ini merupakan salah satu ajang paling dinanti di MTQ Nasional XXX Tahun 2024 yang tidak hanya menjadi sarana unjuk kemampuan dalam bidang keagamaan, tetapi juga memperkuat wawasan kebangsaan di kalangan generasi muda.
Pewarta: Arumanto
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024