Washington (ANTARA) - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump perlu mengatasi kelemahan mendalam mereka untuk tampil baik dalam debat pertama di Philadelphia pada Selasa (10/9) malam, kata para analis kepada Sputnik.

Penampilan buruk dalam debat melawan Trump pada Juni menjadi pemicu utama yang membuat Presiden Joe Biden mundur dan mendukung Harris sebagai calon presiden dari Partai Demokrat, serta taruhannya tinggi untuk debat Selasa malam ini, dengan margin jajak pendapat yang ketat di sejumlah medan pertempuran negara bagian utama.

Profesor Hukum Universitas George Mason Francis Buckley menekankan bahwa meskipun kedua kandidat secara naluriah bermain untuk basis loyal mereka, tantangan sebenarnya adalah memenangkan hati segmen kecil pemilih yang tidak pasti yang akan memutuskan hasil pemilihan.

"Pertarungan adalah untuk 4 persen pemilih yang beralih dari Trump ke Harris dalam sebulan terakhir," kata Buckley.

Analis ekonomi dan mantan bankir investasi Martin Hutchinson mengatakan, jika Harris menyampaikan pesan yang jelas dan nada yang moderat, dia bisa memenangkan debat, yang akan meningkatkan peluangnya dalam pemilihan.

"Kamala perlu menyajikan serangkaian posisi yang koheren dan moderat tanpa 'kata-kata kosong' dan omong kosong seperti pajak atas keuntungan yang belum direalisasi," kata Hutchinson.

Komentator politik dan mantan manajer investasi Charles Ortel menekankan perlunya Harris untuk menahan kecenderungannya untuk retorika yang mengangkat tetapi kosong.

"Kamala harus menunjukkan substansi dan melakukan lebih dari sekadar melontarkan klise tentang kemajuan, kesempatan, dan kesetaraan," kata Ortel.

Temperamen Trump

Pada sisi lain, Trump, juga harus menahan kecenderungan alaminya untuk unggul dalam debat, kata Hutchinson, merujuk kelas menengah di pinggiran kota.

"Kerumunan MAGA -Make America Great Again/MAGA- sudah mendukung Trump sepenuhnya; dia perlu memikat pemilih yang apolitis dan ibu rumah tangga pinggiran kota," kata Hutchinson.

Tujuan Trump murni bertahan dan dia harus mempertahankan sikap tenang untuk mengatasi omong kosong bahwa dia "tidak layak" menjadi presiden, papar Hutchinson.

"Dia harus menghindari sikap yang menekan - seperti dalam debat pertamanya dengan Biden pada tahun 2020 - dan membiarkan Kamala membuat kesalahan pada waktunya sendiri," tambah Hutchinson.

"Dia melakukan ini dengan Biden pada Juni. Dia perlu melakukannya dengan Kamala dan berharap dia membuat kesalahan," lanjutnya

Ortel setuju bahwa Trump akan lebih baik jika menunjukkan pengendalian diri dan membiarkan lawan gagal sendiri, sambil "menjelaskan secara sederhana dan tenang" tiga hingga lima proposal konkret.

"Untuk menang, Trump hanya perlu membiarkan Kamala berbicara sebanyak mungkin," kata Ortel.

Buckley mengatakan tugas Trump adalah menunjukkan bahwa Harris dangkal dan merupakan kelanjutan dari tim Obama-Biden. Namun, Trump perlu melakukan ini "tanpa terkesan sebagai seorang pengintimidasi," peringat Buckley.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Harris dan Trump bersaing ketat di negara-negara bagian penentu
Baca juga: Apa bedanya rencana kebijakan ekonomi Kamala Harris dan Donald Trump?

Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024