Moskow (ANTARA News) - Sedikitnya 100.000 buruh pada Kamis melakukan parade di Lapangan Merah untuk pertama kalinya sejak Soviet terpecah tahun 1991.
Parade itu berlangsung saat penggabungan Krim ke Rusia memicu gelombang patriotisme serta meningkatkan kedudukan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Barisan besar pengunjuk rasa, yang melambai-lambaikan bendera dan balon-balon, berpawai menyusuri lapangan yang menjadi ikon Moskow itu di dekat gedung Kremlin.
Pada saat sama, para pemimpin serikat pekerja berorasi di depan mereka dari podium pada Hari Buruh Internasional.
"Putin benar", "Bangga terhadap negara ini" dan "Mari dukung keputusan presiden kita" adalah kata-kata yang tertera di spanduk-spanduk yang diusung para pengunjuk rasa sambil muka tersenyum.
Polisi Moskow mengatakan lebih dari 100.000 orang mengambil bagian dalam "gerak jalan untuk para buruh" di Lapangan Merah.
Sejak kembali ke Kremlin untuk periode ketiga kalinya pada 2012 setelah unjuk rasa besar-besaran menentang pemerintahannya yang berlangsung selama satu dekade, Putin berupaya mendapat peningkatan dukungan dari konstituen-konstituennya yang inti, yaitu warga usia menengah dan kelas pekerja Rusia.
Setelah pencaplokan Moskow terhadap semenanjung Krimea milik Ukraina pada bulan Maret, patriotisme di Rusia telah mengalami pelonjakan serta meningkatkan dukungan rakyat Rusia terhadap Putin, presiden mereka yang berusia 61 tahun itu.
Sebuah jajak pendapat baru yang dikeluarkan pada Rabu oleh lembaga jajak pendapat independen Levada Centre memperlihatkan bahwa 82 persen responden mengatakan mereka mendukung tugas Putin.
Menurut para pemimpin serikat buruh, warga yang muncul pada "May Day" untuk mengikuti unjuk rasa di seantero Rusia mencapai sekitar dua juta orang.
Selama beberapa tahun terakhir ini, Putin dengan cerdas memanfaatkan kerinduan para warga Rusia usia menengah terhadap stabilitas dan status kedigdayaan Uni Republik Sosialis Soviet (USSR) dan bahkan menghidupkan kembali simbol-simbol era Soviet.
Pada Kamis, Putin dijadwalkan menganugerahkan medali "Pahlawan Buruh" kepada sejumlah warga Rusia.
Hari Buruh Internasional, atau disebut dengan May Day, merupakan tanggal sangat penting dalam kalender Soviet dan diresmikan setelah Revolusi Bolshevik, demikian AFP.
(Uu.T008/B002)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014