Jokowi menjenguk dua buruh itu dengan didampingi oleh anggota DPR RI Komisi IX Rieke Diah Pitaloka.
Buruh pertama yang dikunjungi Jokowi adalah Abdullah.
Pria berusia 39 tahun itu mengalami patah pinggang ketika tengah melakukan pekerjaannya sebagai tukang panggul.
"Kejadiannya sudah sejak enam bulan yang lalu. Waktu itu, saya sedang menata barang di gudang. Tiba-tiba ada barang lain yang terdorong mesin. Akibatnya, pinggang saya tergencet barang tersebut," kata Abdullah di rumah kontrakannya di Rorotan, Jakarta Utara, Kamis.
Pria yang telah bekerja selama 14 tahun di perusahaan tersebut mengaku sudah mengerahkan berbagai macam upaya demi menyembuhkan kondisi pinggangnya.
"Saya sudah berobat ke rumah sakit dan pengobatan alternatif, tapi ya dana saya terbatas. Perusahaan juga tidak mau bantu. Terakhir, saya coba ke Cimande, dan sekarang alhamdulilah sudah agak mendingan," ujar Abdullah.
Sementara itu, Umar, adalah buruh yang menderita stroke.
Pria berusia 60 tahun itu merupakan mantan buruh pabrik.
Ia mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaannya.
"Dulu, saya pernah jadi buruh pabrik. Tapi, kemudian saya di-PHK. Akhirnya, saya menjadi tukang ojek. Sudah sejak tiga tahun terakhir, saya menderita penyakit stroke, jadi tidak bisa beraktivitas banyak-banyak," tutur Umar.
Atas kondisi buruh-buruh tersebut, Jokowi mengaku akan melakukan evaluasi terhadap jaminan kecelakaan kerja yang diterima oleh para buruh.
Dia juga mengemukakan "masih banyak rekan-rekan buruh yang sakit dan menderita. Kok malah pada hura-hura, konser. Lebih baik dana-dana unjuk rasa itu dimanfaatkan untuk membeli mobil ambulans atau alat kesehatan lainnya, demi kepentingan buruh bersama," tambah Jokowi.
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014