Jakarta (ANTARA News) - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Paulus Purwoko mengatakan, pekerjaan para tersangka kerusuhan di Atambua dan Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah petani dan tukang ojeg, serta hanya satu dari kalangan mahasiswa. "Data yang saya terima dari NTT menyebutkan pekerjaan mereka adalah petani dan tukang ojeg," kata Purwoko di Jakarta, Rabu. Ia menyatakan, bisa saja diantara mereka yang menjadi tersangka berasal dari kalangan LSM namun yang terungkap dalam pemeriksaan adalah pekerjaannya sebagai petani dan tukang ojeg. Dari 12 orang yang menjadi tersangka itu, sembilan diantaranya ditangani di Polres Belu dan sedangkan tiga di Polres Sikka. Atambua adalah ibukota kabupaten Belu sedangkan Maumere adalah ibukota kabupaten Sikka. Mereka yang ditahan di Mapolres Belu adalah ML (petani), PF (petani), YI (petani), AY (tukang ojeg), KM (tukang ojeg), AM (petani), RK (petani), IB (tukang ojeg) dan FR (petani). Sedangkan yang ditahan di Mapolres Sikka adalah OAA (mahasiswa), PN (tukang ojeg) dan YM (tukang ojeg). Sementara itu, Wakapolri Komjen Pol Adang Daradjatun mengatakan, jumlah tersangka itu masih bisa terus bertambah sebab penyelidikan masih terus berlangsung. Ke 12 tersangka itu diperiksa karena polisi memiliki bukti yang kuat yang bisa menyeret mereka sebagai aktor di balik kerusuhan yang terjadi pekan lalu, kata Adang sebelum menghadiri rapat dengan pendapat antara Komisi III DPR dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Polri di gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (26/9). "Mereka bisa dijerat dengan pasal KUHP berlapis mulai dari menghasut, mempengaruhi, merusak dan pasal-pasal lain," kata Adang. Ia mengatakan, polisi juga telah menemukan beberapa saksi yang bisa menguatkan tuduhan kepada para tersangka terutama para napi yang dipaksa kabur oleh massa saat terjadi kerusuhan. Kerusuhan di Maumere dan Atambua terjadi Jumat (22/9) pasca terjadinya eksekusi tiga terpidana mati kerusuhan Poso yakni Fabianus Tibo, Marinus Riwu dan Dominggus da Silva.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006