Moskow (ANTARA News) - Pandangan anti Barat baru Rusia tampaknya akan membuat parade Hari Buruh Moskow terasa lebih tradisional dengan unjuk rasa besar-besaran yang akan digelar di Red Square untuk pertama kalinya sejak 1991, ketika Komunis Uni Soviet dibubarkan.

"Untuk pertama kalinya, stadium akan diisi dan lima ribu (tenaga kerja) veteran akan berdiri di tribun Red Square," kata Sergei Chernov, ketua Federasi Serikat Buruh Moskow, seperti dilansir USA Today.

Sebanyak dua juta orang mungkin akan berpartisipasi pada acara yang diselenggarakan oleh serikat buruh Rusia, yang sebagian besar setia kepada Kremlin.

Tapi Walikota Moskow Sergei Sobyanin, yang menyetujui langkah tersebut diselenggaran di Balai Kota, yakin bahwa aksi kali ini tidak akan mengembalikan kondisi ke masa Uni Soviet.

"Saya dapat mengatakan bahwa tidak akan ada negarawan terkenal berdiri di atas makam (seperti saat Uni Soviet)," kata Sergei Sobyanin.

Ketika itu, Hari Buruh dirayakan dengan aksi unjuk rasa besar-besaran di Red Square selama berhari-hari.

Poster-poster berwarna merah yang memuliakan buruh diangkat tinggi-tinggi melewati anggota Politbiro Soviet, para pemimpin terpilih negara, yang berdiri di atas pemakaman revolusioner Rusia dan pemimpin Soviet pertama, Vladimir Lenin.

Tentara Merah Uni Soviet berbaris melewati jalan-jalan dan truk yang sarat dengan Inter-Continental Ballistic Missile (ICBM = Peluru Kendali Balistik Antarbenua) diarak melewati kerumunan untuk menunjukkan kekuatan kepada dunia.

Tapi setelah runtuhnya komunisme 23 tahun lalu, parade tahunan memberi jalan untuk sedikit perayaan politik. Partai Komunis dan kelompok kiri yang lebih kecil masih melakukan aksi unjuk rasa, tetapi mereka tidak pernah menemukan kondisi itu lagi.

Kini, banyak warga Moskow yang meninggalkan kota menjelang 1 Mei, karena ditetapkan sebagai hari libur. Pemblokiran jalan dan gangguan lalu lintas menjadi hal biasa di hari tersebut.

Tahun ini parade Hari Buruh dilatar belakangi oleh patriotisme dicampur dengan represi setelah aneksasi Rusia terhadap pemisahan diri Republik Crimea dari Ukraina bulan lalu.

Sementara Balai Kota Moskow resmi dijadikan pawai politik pada tanggal 1 Mei, termasuk pawai oleh ultra-nasionalis, namun menolak untuk memberikan izin kepada oposisi liberal Putin untuk mengadakan aksi protes pada 6 Mei.

Tapi, Presiden Vladimir Putin kemungkinan menghabiskan hari tersebut di tempat lain. Koran Kommersant Rusia melaporkan bahwa sumber Kementerian Pertahanan mengatakan Putin mungkin merayakan Hari Buruh di provinsi Ukraina Crimea, yang diambil alih oleh militer Rusia, yang disebut Barat sebagai invasi ilegal.

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014