Jakarta (ANTARA) - Sejarah renang di Indonesia pertama kali terlihat dari pembangunan kolam renang pertama pada tahun 1904 di Cihampelas, Bandung. Selain di Bandung, catatan sejarah juga menemukan adanya kolam renang di Cikini, Jakarta dan Brantas, Surabaya.

Perkembangan ini menandai awal mula olahraga renang di tanah air, yang kemudian semakin terstruktur dengan berdirinya Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) yang kini menjadi induk organisasi renang nasional.

Sejak 5 Agustus 2023, PRSI resmi berganti nama menjadi Akuatik Indonesia setelah keputusan dalam Musyawarah Nasional Khusus.

Perubahan nama dan logo ini dilakukan sebagai respons terhadap perubahan Federasi Renang Dunia, dari FINA menjadi World Aquatics, yang juga diikuti oleh federasi akuatik di berbagai negara.

Akuatik Indonesia kini memiliki peran yang lebih luas dalam mengelola olahraga akuatik di Indonesia di bawah kepemimpinan ketua umum Anindya Bakrie.

Akuatik Indonesia (sebelumnya PRSI) adalah organisasi yang bertanggung jawab atas perkembangan olahraga renang di Indonesia sejak didirikan pada 21 Maret 1951.

Saat itu, Prof. Dr. Soedarmo menjadi ketua umum pertama yang memimpin organisasi ini. Dalam perjalanannya, Akuatik Indonesia terus mendukung olahraga akuatik dan membina atlet-atlet berbakat di berbagai cabang akuatik.

Sebagai induk organisasi, Akuatik Indonesia memiliki beberapa ruang lingkup kegiatan utama:

1. Penyelenggaraan kejuaraan nasional

Akuatik Indonesia secara rutin menggelar berbagai kejuaraan nasional (Kejurnas), termasuk Kejurnas Renang, Polo Air, Loncat Indah, Renang Artistik, High Diving, Renang Perairan Terbuka, hingga Kejurnas Master. Kejuaraan-kejuaraan ini bertujuan untuk menjaring bakat-bakat terbaik dan memberikan panggung bagi para atlet untuk berkompetisi.

2. Pelatihan dan pembinaan pelatih renang

Akuatik Indonesia berperan aktif dalam memberikan pelatihan dan pembinaan bagi para pelatih renang, baik di tingkat regional maupun nasional. Untuk meningkatkan kualitas pelatihan, organisasi ini juga mendatangkan pelatih dari luar negeri guna berbagi pengetahuan dan teknik terbaru.

3. Pembinaan wasit dan juri

Selain melatih atlet dan pelatih, Akuatik Indonesia juga memberikan perhatian pada pengembangan kualitas wasit dan juri. Organisasi ini menyelenggarakan pelatihan wasit dan juri di berbagai tingkatan untuk memastikan standar kompetisi yang lebih baik di masa mendatang.

Akuatik Indonesia berperan penting dalam membina serta mengembangkan bakat atlet renang Indonesia hingga dapat berprestasi di kancah nasional maupun internasional.


Baca juga: DKI Jakarta tambah emas dari nomor loncat indah menara putra

Baca juga: PBAI siap rekomendasikan sertifikasi internasional kolam Selayang

Baca juga: Gladies dan Della buka persaingan medali loncat indah untuk Jatim

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024