New York (ANTARA News) - Harga minyak turun pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena sebuah laporan pemerintah menunjukkan bahwa pasokan minyak mentah AS meningkat ke rekor tertinggi dan ekonomi AS melambat pada kuartal pertama tahun ini.
Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, turun 1,54 dolar AS menjadi ditutup pada 99,74 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP dan Xinhua.
Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni turun 91 sen menjadi menetap di 108,07 dolar AS per barel.
Persediaan minyak mentah AS naik 1,7 juta barel menjadi 399,4 juta barel untuk pekan yang berakhir 25 April mencapai tingkat tertinggi sejak 1982.
Para analis mengatakan peningkatan stok tersebut akibat dari kebangkitan produksi industri minyak AS. Persediaan minyak mentah AS semakin dekat dengan 400 juta barel, sangat "bearish" untuk harga minyak mentah.
Pasar juga terseret oleh angka produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal pertama yang lebih rendah dari harapan. Pemerintah memperkirakan pertumbuhan kuartal Januari-Maret jauh lebih rendah dari yang diperkirakan, pada laju tahunan 0,1 persen, menunjukkan bahwa musim dingin yang sangat dingin hampir membekukan kegiatan ekonomi.
Pertumbuhan PDB riil pada kuartal pertama itu merupakan laju paling lambat sejak kuartal keempat 2012, menurut estimasi sebelumnya yang dirilis oleh Departemen Perdagangan, Rabu.
Perlambatan dalam pertumbuhan PDB riil itu akibat merosotnya ekspor dan investasi swasta, yang membebani pertumbuhan kuat dari konsumsi pribadi.
The Federal Reserve, setelah pertemuan kebijakan dua hari, menyatakan pelemahan baru-baru ini di AS, tetapi mengatakan bahwa kegiatan ekonomi "telah meningkat baru-baru ini", menyuntikkan beberapa optimisme ke pasar.
Tekanan turun pada harga minyak juga datang dari perkiraan dimulainya kembali ekspor minyak dari terminal utama di Libya, pelabuhan Zueitina yang telah ditutup karena protes selama berbulan-bulan.
"Libya juga merupakan penyebab untuk (harga lebih rendah) setelah mengumumkan bahwa pelabuhan kedua mereka siap untuk pemuatan kapal tanker minyak pertama mereka," kata Tan Chee Tat, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014