Sidoarjo (ANTARA News) - Lumpur yang membanjiri ruas jalan tol km 37,600-38 akibat jebolnya tanggul di ring satu, Selasa (26/9) malam, setinggi 10 cm hingga 1,5 meter baru bisa dibersihkan sepekan lagi.
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk pembersihan lumpur tersebut karena sulitnya medan dan tingginya genangan yang mencapai 1,5 meter.
Juru Bicara (Jubir) Tim Nasional (Timnas) Penanganan Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo, Rudy Novriyanto di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Rabu, menuturkan, langkah ini diambil karena saat ini kondisi lumpur dan air yang menggenangi jalan tol masih jadi satu atau belum terpisah, sehingga sangat sulit membuangnya.
"Jika nanti air dan lumpur sudah terpisah, maka untuk membuangnya akan sedikit mudah karena air dapat langsung disedot dan dialirkan. Sedangkan lumpurnya bisa diangkut dengan menggunakan truk atau alat berat lainnya," ujarnya.
Dia menjelaskan, saat ini yang dapat dilakukan oleh petugas di lapangan adalah memperkuat dan meninggikan tanggul ring satu serta pada lokasi genangan lumpur paling dalam (1,5 meter) dengan penambahan sirtu.
Selain untuk memperkuat tanggul, sirtu tersebut juga untuk membatasi area atau lokasi yang genangannya dalam, dengan lokasi yang genangannya tidak terlalu dalam, sehingga nantinya pekerja dapat mengetahuinya.
"Untuk memperkuat tanggul di sekitar km 37.600-38, saat ini truk pengangkut sirtu tidak bisa masuk melalui Siring tetapi harus memutar melalui Gempol atau pintu masuk tol Siring," paparnya.
Seperti diberitakan, jebolnya tanggul di ring satu tidak hanya menggenangi ruas jalan tol dengan panjang luberan hingga mencapai 400 meter. Wilayah RT 1 dan 2 RW 1 Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin yang dihuni sekitar 300 KK juga kembali terendam lumpur setinggi satu meter.
Akibat jebolnya tanggul tersebut, banyak barang-barang milik warga Kedungbendo belum sempat terselamatkan. Warga RT 1 RW 1 Kedungbendo, Anis (40) mengemukakan, karena lumpur panas bercampur air cepat sekali datangnya dia tidak sempat menyelamatkan lemari dan kursi serta barang-barang lainnya.
"Untuk sementara kami bersama keluarga menumpang di rumah famili di Desa Ketapang, Tanggulangin, sambil mencari kontrakan rumah," ucapnya lirih.
Kepala Desa Kedungbendo, Hasan, ditemui saat pembagian uang bantuan Presiden RI untuk warga pengungsi Desa Kedungbendo di Balai Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, menyatakan, warga yang rumahnya terkena luberan lumpur itu seluruhnya adalah warga pengungsi yang telah mendapatkan uang kontrak rumah dari Lapindo.
"Tidak benar jika ada pengungsi baru akibat jebolnya tanggul kemarin. Rumah warga yang terendam lumpur sekarang ini adalah para pengungsi lama, tetapi mereka tetap memilih tinggal di lokasi tersebut, karena merasa aman. Eh, nggak tahunya sekarang benar-benar terendam lumpur," tuturnya.
Akibat tergenangnya ruas tol Porong-Gempol, menjadikan kemacetan dan antrean panjang mewarnai ruas jalan Raya Porong setiap saat.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006