Jakarta (ANTARA) -
Peboling Sumatera Utara Nadia Pramanik Nuramalina mengatakan bahwa dia merasa jauh lebih tenang saat menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 dibandingkan event lain, meski keberuntungan belum berpihak kepada dia.  
 
Ia membeberkan, meraih runner up dalam nomor tunggal putri di GOR Bowling Hj Rayati Syafrin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin, harus disyukuri karena sudah dilakukan dengan maksimal.
 
"Menurut saya kelebihan pribadi adalah memiliki kemampuan jauh lebih baik untuk mengatasi rasa tegang, justru lebih baik dibandingkan event-event sebelumnya," kata Nadia setelah meraih medali perak karena kalah dari lawannya asal Jawa Timur, Shinta Ceysaria Yunita.
 
Lebih lanjut dia membeberkan, ke depan yang harus lebih ditingkatkan adalah fokus, serta memaksimalkan setiap kesempatan yang ada dari lemparan dan gim yang dijalani.
 
"Setelah berusaha maksimal, ya selebihnya menyerahkan hasil yang sudah diatur oleh tuhan yang maha kuasa, jadi seperti itu saja," ujar perempuan 29 tahun itu.
 
Nadia mengungkapkan, dukungan dari suami, yaitu Billy Muhammad Islam yang juga semifinalis tunggal putra, turut menguatkan tekadnya untuk menang.
 
Meski suaminya tergabung dalam tim Jatim, tetapi doa terbaik selalu diberikan.
 
"Yang pasti pertama adalah saling mendoakan, mendukung secara moral tentunya meski berbeda tim, saling mengingatkan apa yang harus dilakukan, yang tidak boleh dilakukan, dan yang harus diperhatikan," ujar perempuan yang baru menikah pada Mei 2024.
 
Nadia harus mengakui keunggulan Shinta, karena cuma membukukan 164, 216, dan 195 poin dari gim awal sampai akhir.
 
Sedangkan lawannya, mencatatkan 194, 193, dan 214 poin dari masing-masing gim pertama sampai ketiga.
 
Sebelum berlaga di final, perempuan berkulit putih itu sempat melawan rekan setimnya, Aldila Indryati dalam babak semifinal.
 
Aldila yang merupakan peraih emas PON XIX Jawa Barat 2016 melalui nomor master, berhasil ditaklukan oleh Nadia.
 
Nadia juga harus berjuang keras mengalahkan rekannya hingga gim ketiga atau penentuan, usai saling mengungguli pada gim pertama dan kedua.
 
Dalam pertandingan yang menggunakan format best of three itu, Nadia mengumpulkan 191 poin pada gim pertama. Kemudian di gim kedua dan ketiga, masing-masing 216 dan 246 poin.
 
Sementara Aldila, mengumpulkan poin di gim pertama hingga ketiga, masing-masing 216, 215, dan 233 poin.

Dengan hasil final tunggal putri itu, Shinta berhasil merebut medali emas, Nadia meraih perak, serta Aldila dan Tannya berbagi medali perunggu.
 
Pada PON XXI Aceh-Sumut 2024, sebanyak 77 peboling yang terdiri 44 atlet putra dan 33 putri dari 10 provinsi, bersaing menjadi yang terbaik di cabang olahraga boling, dengan total 11 nomor pertandingan.
 
Pertandingan digelar di GOR Hj Rayati Syafrin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, mulai 7 hingga 19 September.
 
10 provinsi yang mengikuti pertandingan boling itu adalah tuan rumah Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Kalimantan Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten.


Baca juga: Boling - Shinta tak sangka bisa kalahkan rekan setim yang jadi idola
Baca juga: Boling - Adhiguna ingin pakai uang bonus untuk apresiasi rekan setim
Baca juga: Boling - Adhiguna: Meski raih emas, laga semifinal dan final berat

Pewarta: Donny Aditra
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2024