Dua medali perak lainnya disumbangkan dari cabang olahraga para atletik. Saptoyogo Purnomo menjadi atlet pertama yang membuka keran medali untuk Indonesia dengan raihan perak dari nomor lari 100 meter putra.

Saptoyogo yang awalnya hanya diprediksi meraih perunggu, mampu mempersembahkan perak dengan catatan waktu 11,26 detik. Statistik yang mampu memecahkan rekor Asia yang dibuatnya sendiri pada Asian Para Games 2022.

Medali terakhir Indonesia di Paralimpiade Paris datang dari Karisma Evi Tiarani yang lagi-lagi mengejutkan dunia dengan raihan perak. Evi berhasil memecahkan dua rekor dunia dalam satu perlombaan di nomor lari 100 meter putri T42/T63.

Evi yang merupakan pelari tercepat dunia klasifikasi T42 harus bersaing dengan trio asal Italia yang menguasai klasifikasi T63 lantaran penggabungan klasifikasi menjadi 100 meter putri klasifikasi T42/63.

Karisma Evi tidak diunggulkan untuk meraih medali karena trio Italia Ambra Sabatini, Monica Graziana Contrafatto, dan Martina Caironi selalu sulit dikalahkan ketika ada penggabungan klasifikasi T42 dan T63.

Namun, keajaiban benar-benar terjadi di Paris. Di saat Trio Italia hampir saja kembali memborong tiga medali seperti saat Paralimpiade Tokyo 2020, sebuah insiden terjadi.

Ambra Sabatini sebagai pemegang rekor lari tercepat 100 meter T63 tiba-tiba terjatuh menjelang finis. Badan Sabatini kemudian mengenai Monica hingga ikut terjatuh.

Evi yang terus membuntuti Martina Caironi, akhirnya finis di urutan kedua dengan catatan waktu 14,26 detik.

Catatan ini menjadi rekor dunia baru 100 meter putri T42 setelah pada babak kualifikasi Karisma Evi juga memecahkan rekor dunia dengan waktu 14,34 detik.


Baca juga: Saptoyogo kembali pecahkan rekor pribadi pada final 200 m T37

Halaman berikut: Kerja keras lagi

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2024