Yang masih dibutuhkan adalah adanya pembimbingan lebih teknis kepada para kader untuk mengidentifikasi stunting di layanan kesehatan primer terdekat seperti posyandu, poskesdes dan posyankes yang lain
Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa bertemu Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir membahas sejumlah potensi kerja sama, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan.

Khofifah dalam keterangan diterima di Surabaya, Senin, memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Dubes Lakhdhir karena sangat komunikatif dan bersahabat.

Baca juga: Khofifah ajak masyarakat tingkatkan minat baca dari sumber akurat

"Beliau sangat ramah, dan sangat komunikatif. Sosok yang sangat menyenangkan. Kami berharap kolaborasi AS dan Jawa Timur terus ditingkatkan ke depannya guna memberikan manfaat seluas-luasnya untuk kedua belah pihak khususnya bagi masyarakat Jawa Timur," katanya.

Dia mengemukakan bahwa Jawa Timur telah berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2024 angka prevalensi stunting di Jatim adalah 17,7 persen.

"Angka prevalensi stunting Jatim berhasil kami turunkan cukup drastis. Kami ingat data Dinas Kesehatan Jatim pada tahun 2020, prevelensi stunting di Jatim mencapai 25,6 persen. Kami berupaya keras untuk menurunkan stunting hingga turun langsung ke pelosok desa," ucapnya.

Kendati demikian, wanita yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU itu menegaskan bahwa ke depan prevalensi stunting Jatim masih harus terus diturunkan.

Menurutnya, yang masih dibutuhkan adalah adanya pembimbingan lebih teknis kepada para kader untuk mengidentifikasi stunting di layanan kesehatan primer terdekat seperti posyandu, poskesdes dan posyankes yang lain.

Sementara itu, Kamala Shirin Lakhdhir baru saja bertugas di Indonesia dan ingin mengenal lebih dalam tentang Jawa Timur dengan segala potensi kekayaan dan potensi kerjasama yang bisa dijalin serta dipererat.

Baca juga: Khofifah optimistis Fatayat NU Jatim sukses di tengah tantangan global

"Sungguh saya merasa senang sekali bisa kembali ke Surabaya dan bertemu langsung dengan Ibu Khofifah. Saya dulu, tepatnya 30 tahun yang lalu juga pernah bertugas di Kota Surabaya. Rasanya senang dan rindu berada di Surabaya," kata Dubes Lakhdhir.

Lebih lanjut wanita kelahiran Brooklyn, New York, ini menegaskan bahwa kolaborasi antara instansi pendidikan antara Amerika Serikat dengan Indonesia harus terus terus ditingkatkan.

"Saat ini sudah dimulai dengan adanya International double degree antara Sampoerna University dan Arizona State University di US. Selain itu juga di level SMA juga ada Trimurti Senior High School (SMA Trimurti Surabaya) dengan Arizona State University di USA," ujar Dubes Lakhdhir.

"Maka ke depan kita berkomitmen kerja sama bidang pendidikan ini terus kita tingkatkan dan kembangkan," tambahnya.

Tidak hanya itu, Dubes Lakhdhir juga menyampaikan bahwa Jawa Timur merupakan daerah prioritas untuk pengiriman volunteer native speaker dari USA.

Mereka banyak dikirim ke daerah-daerah di Jatim guna meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Inggris. Jumlah volunteer di Jatim sejak 2010 sudah mencapai 321 orang.

Selain sektor pendidikan, yang juga menjadi bahasan diskusi dua perempuan hebat tersebut adalah masalah kesehatan di Jatim khususnya terkait stunting.

Baca juga: HUT PMI, Khofifah ajak masyarakat tumbuhkan solidaritas kemanusiaan

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024