Pontianak (ANTARA News) - Pedagang dan peternak ayam petelur di Kota Pontianak terancam merugi akibat "serbuan" telur ayam ras impor dari Sarawak, Malaysia.
Salah seorang pedagang telur ayam ras di kawasan Pasar Parit Besar Kota Pontianak, Basiran, Rabu, mengatakan dalam beberapa minggu terakhir dia dan rekan-rekannya merugi karena telur yang mereka jual kalah bersaing dengan telur impor dari Malaysia.
"Kami membeli telur ayam ras lokal asal Kota Singkawang Rp1.100/butir, sementara telur impor asal Malaysia Rp800 /butir, sehingga harga jual kami jauh di atas harga telur impor tersebut," ungkapnya.
Akibat serbuan telur ayam ras dari Malayasia, harga telur ayam ras lokal menjadi anjlok, karena pembeli lebih memilih harga telur yang murah, katanya.
"Saya biasanya dalam sehari mampu menjual sekitar satu ton telur ayam ras, kini tinggal 300 kilogram saja dalam sehari, akibatnya stok telur menjadi menumpuk dan membusuk," ungkapnya.
Anjloknya harga telur ayam ras lokal tidak hanya mengakibatkan pedagang yang rugi, tetapi peternak ayam petelur yang paling terpukul, kata Basiran.
Menurut dia, ada oknum tertentu yang sengaja menjual langsung telur ayam ras impor asal Malaysia ke beberapa daerah di Kalbar sehingga membuat pelanggan mereka tidak lagi membeli telur lokal.
Berdasarkan data Asosiasi Agribisnis Perunggasan, pada awal Desember 2013 terdapat 3.983 peternak di Kalbar. Namun pada April, jumlahnya merosot drastis menjadi 1.503 peternak.
Pewarta: Andilala
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014