Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), berhasil mengatasi permasalahan air bersih di wilayah selatan kabupaten tersebut.

"Permasalahan air bersih teratasi dengan masuknya fasilitas air bersih dari perusahaan daerah air minum (PDAM) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Bupati Kotim Halikinnor di Sampit, Senin.

Pemkab Kotim melalui Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (DCKTRP) dan Perumdam Tirta Mentaya telah melakukan pemasangan sambungan rumah (SR) air bersih di dua kecamatan di wilayah selatan Kotim, yakni Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Teluk Sampit dengan anggaran senilai Rp145.750.000.
 
“Mudah-mudahan dengan program ini masyarakat wilayah selatan yang selama ini menghadapi permasalahan berkepanjangan terkait air bersih bisa terbantu,” ucapnya.
 
Halikinnor menyebutkan, air bersih merupakan kebutuhan dasar yang sangat diperlukan bagi kehidupan manusia secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
 
"Untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut diperlukan sistem penyediaan air bersih yang berkualitas, sehat, efisien dan efektif, terintegrasi dengan sektor-sektor lainnya sehingga masyarakat dapat hidup sehat dan produktif," ujarnya.

Baca juga: Pemkab Kotim pasok air bersih bantu masyarakat terdampak kekeringan
 
Secara geografi wilayah selatan Kotim, yaitu Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Teluk Sampit merupakan daerah pesisir, sehingga pada musim kemarau sering kali air sungai atau air bawah tanah yang merupakan sumber air masyarakat setempat mengalami intrusi air laut.
 
“Kondisi itu menyebabkan air sungai maupun air sumur yang menjadi sumber air masyarakat di wilayah tersebut berubah menjadi asin, mengakibatkan masyarakat kekurangan pasokan air bersih,” katanya.
 
Untuk itu, pemasangan SR ini merupakan wujud komitmen pemerintah daerah guna memenuhi kebutuhan air bersih dan menjadi solusi bagi masyarakat yang sering mengalami kekurangan air bersih saat musim kemarau.
 
Sementara itu, salah seorang warga Desa Sei Ijum Raya, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan Warno bersyukur dengan masuknya PDAM di daerahnya.

"Kalau sebelumnya kami mengandalkan air sumur dan parit untuk keperluan mandi dan mencuci, sekarang tidak lagi,” katanya.

Baca juga: Kotawaringin Timur bagikan ribuan tandon air antisipasi kekeringan
 
Jumlah rumah yang telah mendapat SR air bersih sebanyak 310 rumah, meliputi 227 rumah di Desa Parebok dan 83 rumah di Desa Sei Ijum Raya.

Selain itu, ada 220 rumah yang sudah dilakukan pendataan, tetapi karena kondisinya masih belum berfungsi sehingga perlu penggantian jaringan pipa dan meteran.
 
Sebagai warga penerima manfaat, Warno mengaku senang sebab setelah beberapa dekade akhirnya ia maupun masyarakat di desanya bisa merasakan fasilitas air bersih.

Pasalnya, selama ini mereka mengandalkan air hujan untuk keperluan konsumsi, sedangkan untuk mencuci dan mandi menggunakan air sumur dan parit.
 
Sebelum bisa digunakan air sumur dan parit harus diberikan zat kimia atau warga setempat menyebutnya obat air lalu dibiarkan semalaman supaya kotoran di dalamnya bisa mengendap ke dasar. Setelah itu air bisa digunakan untuk mandi dan mencuci.
 
“Meski sudah diproses seperti itu airnya juga tidak sepenuhnya bersih, berbeda dengan air PDAM. Apalagi, kalau sudah musim kemarau, sumur akan kering dan kami harus menggunakan pompa air untuk menyedot air dari parit,” ujarnya.

Baca juga: Masyarakat Kotim diimbau tidak gunakan air tercemar
 
Warno berharap ke depannya distribusi PDAM ke wilayahnya berjalan lancar, sehingga masyarakat tidak perlu repot mencari air bersih, terutama pada musim kemarau.

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat/Devita Maulina
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024