Bekasi (ANTARA) - Perusahaan induk (holding) BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) sedang menyiapkan produksi radiofarmaka yang merupakan hasil perkembangan teknologi kedokteran nuklir untuk mendeteksi kanker secara dini.

Direktur Utama PT Bio Farma Shadiq Akasya mengatakan produksi radiofarmaka ini merupakan bentuk komitmen dalam mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan angka harapan hidup pasien kanker di Indonesia.

“Bio Farma menyadari bahwa radiofarmaka akan menjadi bagian penting dari ekosistem kesehatan masa depan dan kami akan terus mengembangkan produk-produk yang memenuhi kebutuhan masyarakat dengan teknologi yang lebih modern,” kata Shadiq saat kegiatan Kick Off Radiofarmaka di Fasilitas Cyclotron Bio Farma di Bekasi, Jawa Barat, Senin.

Menurutnya, saat ini kanker merupakan penyebab kematian kedua di dunia, dengan 9,6 juta kematian per tahun. Sedangkan di Indonesia terdapat 136 kasus kanker per 100 ribu penduduk, yang menempatkan negara ini pada peringkat ke-8 di Asia Tenggara.

Oleh karena itu, kata dia, produksi radiofarmaka ini akan menunjukkan pentingnya deteksi dini dalam menangani penyakit kanker guna menurunkan angka kematian.

“Hal ini menjadi solusi yang sangat diharapkan bagi pasien dengan penyakit yang sulit terdeteksi pada tahap awal,” katanya.

Sebagai bagian dari BUMN, PT Bio Farma berkomitmen untuk memprioritaskan kebutuhan produksi radiofarmaka dalam negeri yang disesuaikan dengan permintaan rumah sakit di Indonesia yang telah memiliki alat pendeteksi kanker atau Positron Emission Tomography (PET) Scan.

“Kami berkomitmen untuk mendukung kemandirian bangsa di bidang kesehatan termasuk dalam pengembangan produk radiofarmaka yang merupakan produk kesehatan modern yang berbasis teknologi nuklir yang memiliki peran sangat penting dalam diagnostik berbagai penyakit,” kata dia.

Lebih lanjut, Shadiq mengatakan dengan adanya produksi radiofarmaka dalam negeri, masyarakat Indonesia diharapkan dapat lebih mudah mendapatkan akses pada teknologi diagnosis kanker yang canggih tanpa harus berobat ke luar negeri.

“Dan tadi jangan sampai kita untuk periksa deteksi kanker selalu ke luar negeri, di Indonesia sekarang sudah ada produk tersebut dari Bio Farma,” kata Shadiq.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan apresiasi kepada Bio Farma atas upaya mereka dalam memproduksi radiofarmaka yang merupakan bahan penting untuk mendukung alat deteksi kanker PET Scan.

Budi menyampaikan bahwa langkah Bio Farma untuk memproduksi radiofarmaka sendiri merupakan tonggak penting dalam meningkatkan akses dan keterjangkauan layanan kesehatan di Indonesia.

“Terima kasih kepada Bio Farma yang sudah merealisasikan pabrik cyclotron komersial pertama untuk memproduksi radiofarmaka yang merupakan bahan baku yang sangat diperlukan oleh rumah sakit-rumah sakit yang memiliki PET Scan,” kaya Budi.


Baca juga: Bio Farma produksi 3,1 juta dosis vaksin untuk program imunisasi HPV
Baca juga: Biofarma Group bakal bagikan inovasi tranformasi digital di AIPF 2023


Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024