Palu (ANTARA News) - Direktur RSU Woodward Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Dr Triyanto, mengatakan pihaknya tidak menemukan adanya kenainan pada tubuh Dominggus da Silva sesaat setelah menjalani eksekusi mati di hadapan regu tembak, kecuali hanya bekas luka terkena peluru senjata api. "Petugas medis yang membersihkan jenazah Dominggus hanya melihat tiga luka tembak di bagian dada, tidak ada luka lain yang mengindikasikan adanya penganiayaan," kata Triyanto di Palu, Rabu. Sebelumnya, setelah menjalani eksekusi mati bersama Fabianus Tibo dan Marinus Riwu pada Jumat (22/9) dini hari, tim eksekutor mengebumikan jenazah Dominggus di TPU Kristen Poboyo, Palu. Namun hanya berselang 16 jam, Noberth Bethan, Roy Rening, dan Pastor Jemy Tumbelaka (rohanian Tibo dkk) serta sejumlah jemaat gereja Santa Maria Palu dengan alasan atas permintaan pihak keluarga, mereka kemudian membongkar kembali kuburan Dominggus. Khabarnya pembongkaran kuburan tersebut untuk dilakukan proses pemakaman sesuai ajaran Katolik dan adat Flores. Selain itu, menurut Roy Rening, anggota keluarga menghendaki jenazah Dominggus dimakamkan di Maumere, Kabupaten Sikka, yang merupakan kampung halaman almarhum. Jenazah Dominggus sempat dibersihkan dan diberi formalin di RSU Woodward sebelum disemayamkan di Gereja Santa Maria Palu menunggu persiapan pemberangkatan ke Maumere. Dr Triyanto juga mengemukakan pihaknya tidak melakukan otopsi atau visum terhadap jenazah Dominggus sebab tim medis eksekutor telah melakukan hal tersebut. "Soal visum bukan kewenangan kami, sebab itu ada pada polisi dan jaksa yang menjadi tim eksekutor," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006