Kami pastikan tak ada pembatasan pendistribusian pertalite, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dan diimbau untuk tidak panic buying.

Tanjungpinang (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) memastikan tujuh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang melayani pertalite di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), sudah kembali beroperasi dan melayani masyarakat secara normal.

Pelayanan pengisian BBM pertalite di Tanjungpinang sempat berhenti beroperasi sejak Kamis (5/9), sehingga memicu terjadinya antrean panjang di semua SPBU di wilayah setempat.

"Kami terus berkomitmen melakukan berbagai upaya perbaikan guna memastikan pelayanan berjalan dengan lancar dan kebutuhan masyarakat akan pertalite terpenuhi," kata Susanto August Satria selaku Area Manager Comm, Rel, & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, di Tanjungpinang, Senin.

Selain itu, kata dia lagi, langkah-langkah perbaikan telah dilakukan guna menjamin ketepatan kualitas dan kuantitas produk pertalite, sehingga produk yang didistribusikan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Susanto juga memastikan bahwa gangguan pelayanan pengisian BBM pertalite di SPBU itu tidak berkaitan dengan pembatasan pendistribusian pertalite di wilayah Kepri.

"Kami pastikan tak ada pembatasan pendistribusian pertalite, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dan diimbau untuk tidak panic buying, karena stok pertalite dipastikan aman," ujarnya.

Anggota DPRD Provinsi Kepri Rudy Chua menyampaikan antrean pengisian BBM pertalite di sejumlah SPBU Tanjungpinang dipicu kerusakan alat solenoid valve atau katup listrik pada pompa mesin pertalite.

Hal itu berdasarkan peninjauan ke sejumlah SPBU di Tanjungpinang guna menindaklanjuti masalah antrean pengisian BBM pertalite, Minggu (8/9).

"Antrean ini disebabkan kerusakan alat di hampir semua alat dispenser BBM pertalite, di mana dispenser ini merupakan unit yang terpisah sehingga bisa dipastikan bukan rekayasa," kata Rudy Chua di Tanjungpinang.

Ia menyampaikan bahwa kerusakan massal ini hanya menimpa dispenser pertalite di Pulau Bintan yang menggunakan BBM pertalite yang di-droping dari Tanjung Uban.

"Sementara dispenser BBM jenis lain, seperti pertamax, dexlite, solar tidak mengalami gangguan sama sekali," katanya pula.

Dia juga memastikan dari hasil koordinasi dengan PT Pertamina bahwa saat ini tak ada pengurangan kuota BBM pertalite di Tanjungpinang atau Bintan.

Menurutnya, memang ada rencana pemerintah pusat melakukan pembatasan BBM pertalite sebagai bagian pengurangan subsidi dengan cara pembatasan besar CC atau tahun kendaraan yang boleh menggunakan pertalite, tapi sampai sekarang belum diterapkan karena masih menunggu aturan pelaksanaannya yang kemungkinan akan dilakukan di awal Oktober 2024.

"Kami telah berkomunikasi dengan Pertamina Batam dengan jaminan tak ada pengurangan BBM pertalite di Tanjungpinang yang mana hal ini juga sudah dicocokkan dg keterangan petugas SPBU di berbagai tempat," katanya lagi.

Pertamina, kata dia lagi, akan tetap melakukan tambahan kiriman BBM pertalite ke SPBU di hari Minggu, walaupun bukan jadwal kerja, kemudian membantu mendatangkan spare part solenoid valve dari luar wilayah Kepri.

Legislator daerah pemilihan Kota Tanjungpinang itu turut mengimbau agar warga tidak ikutan panic buying, bahkan bagi warga yang belum membutuhkan pengisian pertalite agar dapat menunda pengisian sehingga tidak menimbulkan antrean panjang.

Ia turut meminta Pertamina dapat meningkatkan dan memperketat pengawasan terhadap kualitas BBM yang beredar.

"Dengan demikian diharapkan permasalahan antrean BBM pertalite ini dapat teratasi dalam waktu secepatnya, sehingga tidak menimbulkan ketidaknyamanan dan kerugian waktu material bagi warga yg membutuhkan BBM Pertalite," demikian Rudy Chua.
Baca juga: Pertamina akan terapkan QR Code pembelian pertalite di Aceh dan Kepri
Baca juga: Pertamina Kepri antisipasi kendala pendaftaran program Subsidi Tepat

Pewarta: Ogen
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024