Karhutla ini terjadi bukan karena dampak musim kemarau yang cukup panas, tetapi juga adanya pembakaran lahan oleh masyarakat
Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menangani 55 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagai dampak musim kemarau di daerah itu.

"Hingga saat ini sudah 55 kejadian karhutla dengan luas lahan terbakar 66,81 hektare," kata Sekretaris BPBD Provinsi Kepulauan Babel Arie Primajaya di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan sebanyak 55 kejadian karhutla yang ditangani Tim Reaksi Cepat BPBD Provinsi Kepulauan Babel tersebar di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung, dan Belitung Timur.

Baca juga: BPBD Babel siaga penuh waspadai karhutla pada musim kemarau tahun ini

"Karhutla ini terjadi bukan karena dampak musim kemarau yang cukup panas, tetapi juga adanya pembakaran lahan oleh masyarakat," katanya.

Menurut dia, selama musim kemarau ini masih ada masyarakat membuka lahan dengan membakar lahan, sehingga memicu peningkatan kasus karhutla di daerah ini.

Baca juga: BPBD: Kerugian karhutla di Babel capai Rp150 miliar

"Kami berharap masyarakat tidak memancing terjadinya kebakaran hutan dan lahan, karena dampak kebakaran ini dapat merugikan orang lainnya, seperti memburuknya polusi udara akibat asap kebakaran tersebut," katanya.

Ia mengimbau masyarakat tidak membakar lahan dalam perkebunan, membuang puntung rokok sembarangan, dan lainnya yang merugikan pemerintah dan masyarakat lainnya.

"Mari kita bersama-sama saling menjaga dan tidak melakukan pembakaran secara sembarangan yang memicu kebakaran lebih luas, karena kebakaran ini selama musim kemarau ini cukup sulit dikendali, karena angin kencang," kata Arie Primajaya.

Baca juga: BPBD Babel sebut karhutla belum akan berkurang hingga musim hujan tiba

 

Pewarta: Aprionis
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024