Jakarta, 27/9 (ANTARA) - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar membenarkan bahwa teroris yang dibunuh tentara Inggris di Irak 24 September lalu adalah Umar Al Faruq, tokoh Al Qaeda yang ditangkap di Indonesia tahun 2002. "Iya benar. Kita sudah cek dengan `counterpart` kita," kata Syamsir di kantor Presiden Jakarta, Rabu. Namun, Syamsir belum mengetahui apakah jenasah Umar Al Faruq yang memiliki istri dan anak di Bogor Jawa Barat bisa dibawa ke Indonesia. "Itu tergantung keluarga dan negara," katanya. Sebelumnya, Kepala Desk Antiteror Kementerian Politik, Hukum dan HAM, Ansyaad Mbai, menegaskan, tewasnya Al Faruq, salah satu dalang terorisme di Asia Tenggara, tidak akan mengurangi ancaman terorisme kawasan, termasuk di Indonesia. "Terorisme adalah kegiatan yang berdasar pada ideologi dan politik. Sama sekali tidak bergantung salah satu figur tertentu," katanya. Umar Al Faruq yang ditengarai sebagai tangan kanan Osama Bin Laden hanya salah satu aktor terorisme yang telah lama melatih para calon terorisme baru di berbagai tempat di Asia Tenggara, termasuk di Poso, Sulawesi Tengah. Pria kelahiran Kuwait itu dikabarkan memiliki peranan penting dalam jaringan teroris di Indonesia. Tidak itu saja, Umar juga pernah "menyanyi" di penjara, bahwa Abu Bakar Baasyir merupakan pemimpin Jemaah Islamiah. Umar pun disebut-sebut memiliki hubungan dengan aktifitas Front Pembebasan Islam Moro, MILF, dan sempat digembleng di Kamp Latihan Al Qaeda di Khaldan Afghanistan. Karena itu, lanjut Ansyaad, ancaman terorisme di Indonesia akan tetap ada, terutama dalam beberapa bulan ke depan dengan tewasnya suami dari Mira Agustina itu. Umar ditangkap aparat intelijen dan keamanan Indonesia di Kota Bogor 5 Juli 2002, sebelum publik negeri ini dibuat "terkaget-kaget" karena aparat langsung menyerahkannya ke pihak berwenang Amerika Serikat (AS) kendati dia berkewarganegaraan Indonesia. Tak berapa lama kemudian tersiar kabar Umar Faruq kabur dari penjara "super ketat" yang dijaga tentara AS di Baghram, Afghanistan sejak Juli. Namun berita pelariannya itu baru diketahui umum pada November tahun lalu sehingga permasalahan Umar Faruq tetap penuh dengan misteri. Sementara itu, menurut kantor berita DPA, Juru Bicara Kementrian London mengatakan bahwa sebanyak 250 prajurit menyerbu rumah tempat Umar Faruq tinggal di Baghdad, Minggu malam (24/9). "Suatu operasi secara hati-hati dilancarkan terhadap seorang pelaku teror yang sudah diketahui. Ketika ia melepaskan tembakan ke arah tentara, ia tewas dalam tembakan balasan," kata jurubicara Kementerian. Umar yang telah dikaitkan dengan serangkaian penculikan dan pembunuhan dan diduga sebagai seorang letnan Osama bin Laden, ditembak ketika ia melawan terhadap penangkapan, kata Kementerian tersebut.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006