"Kami berharap Pemerintah Provinsi Banten segera merealisasikan pembangunan dan perbaikan ruas jalan Saketi-Malingping karena tidak bisa dilintasi angkutan, terlebih musim hujan," kata Yadi, warga Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa.
Ia mengatakan, selama dua tahun terakhir jalan provinsi di daerah itu belum mendapat perbaikan, padahal sebagian besar berlubang-lubang dan bergelombang.
Bahkan, aspalnya mengelupas dan terlihat bebatuan. Kondisi demikian, kata dia, kerapkali menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Selain itu, semua angkutan terpaksa mengemudikan kendaraan pelan-pelan untuk menghindari jalan berlubang.
"Kami mengeluhkan kerusakan jalan itu karena hingga kini belum ada perbaikan," katanya.
Menurut dia, dirinya setiap hari melintasi jalan Saketi-Malingping dan beberapa kali mengalami kerusakan kendaraan karena melintasi jalan buruk tersebut.
Lebih parahnya lagi, kata dia, jika musim hujan kondisi jalan tidak bisa dilintasi, seperti kubangan kerbau.
"Kami sempat terjebak ke dalam lubang dengan kedalaman 70 sentimeter dan kendaraan tidak bisa jalan," kata sopir jurusan Saketi-Malingping.
Begitu pula Edi Junaedi, warga Picung Kabupaten Pandeglang menyatakan bahwa dirinya bergabung dengan warga lain untuk memblokir jalan Saketi-Malingping karena tidak ada tanda-tanda perbaikan.
Seharusnya, kata dia, jalan antarprovinsi yang menghubungkan Sukabumi, Jawa Barat-Banten dalam kondisi baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Sayangnya, jalan sepanjang kurang lebih 50 kilometer tersebut rusak parah. "Kami bingung kondisi jalan rusak itu karena biaya angkutan naik dua kali lipat," katanya.(*)
Pewarta: Mansyur
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014