Sleman (ANTARA News) - Tim tuan rumah PSS Sleman gagal meraih poin penuh, setelah ditahan imbang oleh tim tamu yang merupakan tetangga satu daerah, PSIM Yogyakarta, dengan skor 0-0 dalam pertandingan Divisi Utama di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Selasa malam.
"Para pemain sedikit frustrasi. PSIM bermain bagus pada pertandingan ini," kata pelatih PSS Sleman Sartono Anwar usai pertandingan.
Menurut dia, sebenarnya pada babak pertama anak asuhnya memiliki ada tujuh peluang emas, namun gagal membuahkan gol.
"Hasil ini tetap kita syukuri. Jangan salahkan pemain, tapi salahkan saya," katanya.
Jalannya babak pertama, PSS tampil lebih menekan, enam menit berjalan, gelandang bertahan PSS Sleman Marwan Muhammad member kejutan ke gawang PSIM yang dijaga Oni Kurniawan. Namun, bola masih melambung ke atas mistar gawang.
Kemudian pada menit ke 14, striker PSS, Saktiawan Sinaga kembali membuat ancaman. Namun, spakan tendangan bebasnya masih tipis di atas gawang PSIM.
Mendapat serangan, PSIM Yogyakarta bukannya tanpa peluang, pada menit ke 18, PSIM berbalik membalas serangan. Kaptennya Topas Pamungkas dari luar kotak penalti melakukan sepakan keras. Namun bola masih jauh dari sasaran.
Menit ke 21, PSS Sleman kembali mendapatkan kesempatan emas, yang didapatkan striker Moniega Bagus Suwardi. Namun Moniega yang hanya tinggal berhadapan dengan kiper, tetap tak mampu menciptakan gol.
Insiden pun terjadi pada menit ke 24, hingga menyebabkan wasit menghentikan sementara pertandingan. Kerusuhan saling melempar botol minuman dan benda keras antara pendukung kedua kebelasan timbul. Yaitu, suporter PSIM dengan Slemania dari PSS.
Pihak keamanan yang berjaga membutuhkan waktu selama sebelas menit untuk meredam kerusuhan.
Setelah kembali bisa kondusif, pada menit ke 35 waktu normal, untuk yang kedua kalinya Moniega kembali mendapat kesempatan emas saat hanya berhadapan dengan kiper PSIM. Tetapi, blundernya terulang. Bola sepakannya melenceng ke sisi kiri gawang Laskar Mataram.
Tim pelatih PSIM pun mencoba menambah gebrakan dengan memasukkan Andi Kurniawan yang mengganti Jeni Gilang pada menit ke 49. Pergantian tersebut cukup efektif. Terlihat pada menit ke 51, pemain depannya Tri Handoko mampu membuka peluang. Tetapi, sepakan kerasnya hanya melambung saja di atas gawang PSS.
Peluang kembali didapatkan PSS. Tendangan bebas dari luar kotak penalti PSIM yang dilakukan Kristian Adelmund sempat menggetarkan tiang gawang. Namun, bola yang mentalnya tak bisa kembali dimanfaatkan. Kedudukan imbang 0-0 ini bertahan hingga turun minum.
Pada babak kedua, PSS tetap tampil dominan. Apalagi, dengan dimasukkannya striker asing mereka, Guy Junior menggantikan Saktiawan Sinaga. Namun, serangannya masih buntu dengan tampil apiknya kiper PSIM, Oni Kurniawan.
Menit ke 87 waktu normal, kerusuhan antar suporter pun kembali terjadi. Namun, kali ini dilakukan oleh suporter. Hingga babak ke dua berakhir skore tetap bertahan 0-0.
Pelatih Kepala PSIM, Seto Nurdiyantara mengatakan, anak-anak asuhannya yang dapat mencuri poin satu di kandang lawan ini sangat disyukurinya. Hasil ini merupakan perjuang keras seluruh tim yang sangat luar biasa. Sebab, sebelum laga, timnya berangkat dengan banyak kendala.
"Jangan tanya kendala itu apa. Anak-anak bisa bermain lepas, dan bisa belajar dari pemain PSS yang lebih berpengalaman," katanya.(*)
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014