Tokyo (ANTARA) - Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo mengolaborasikan kain khas nusantara atau wastra dengan pakaian khas Jepang atau kimono.
"Wastra Nusantara dan kimono adalah warisan budaya Indonesia dan Jepang yang sarat akan nilai filosofis dan mengakar di masing-masing masyarakat," kata Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi dalam keterangannya di Tokyo, Minggu.
Acara kolaborasi KBRI Tokyo dan Nagai Textile Eiziya Seizaemon, yang berlangsung pada Sabtu (7/9), selain menampilkan ragam wastra nusantara dan kimono juga diisi dengan seminar pengenalan wastra dan Kimono serta peragaan busana kimono.
Menurut Heri, kedua identitas budaya adi busana tersebut merupakan pijakan kuat bagi bangsa kedua negara untuk lebih saling mengenal dan memahami.
Kolaborasi itu, ujarnya, juga dapat dioptimalkan untuk pengembangan kerja sama ekonomi kreatif dan industri terkait lainnya.
"Di Indonesia, kita memiliki Wastra Nusantara, istilah yang mewujudkan kain tradisional nusantara kita, dari batik hingga ikat, songket, ulos ... Sementara di Jepang, ada kimono yang secara simbolis mencerminkan keanggunan budaya Jepang," katanya.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Duta Besar Rwanda untuk Jepang Marie Claire Mukasine, Duta Besar Meksiko untuk Jepang Melba Pria, serta sejumlah istri duta besar negara-negara sahabat dan para pegiat industri tekstil Jepang.
Seminar pengenalan Wastra Nusantara dan Kimono menghadirkan beberapa pembicara, yakni Director of Nagai Textile Eiziya Seizaemon Prof. Kousaburou Nagai dan Representative Director of the Cross-Cultural Traditional Crafts Association (CCAA) Fusami Ito.
Dari Indonesia, pembicara yang ditampilkan adalah budayawan Dr. Sativa Sutan Aswar.
Acara yang menampilkan ragam wastra Nusantara ini ditutup dengan peragaan busana kimono oleh 12 model profesional Jepang.
Baca juga: Putri Takamado hadiri pameran Indonesia di Tokyo Fuji Art Museum
Baca juga: Ragam baju tradisional Indonesia hadir dalam Kesennuma Minato Matsuri
SPOTLIGHT Indonesia 2023 resmi dibuka dukung kebaruan wastra Nusantara
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024