Terjaganya fundamental makroekonomi dan respon kebijakan otoritas perekonomian telah menjadi perhatian S&P,"

Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan penegasan peringkat dari Standard & Poors (S&P) terhadap Indonesia pada posisi BB+ atau "stable outlook" merupakan pengakuan lembaga pemeringkat internasional itu atas komitmen Indonesia dalam menjaga stabilitas ekonomi.

"Terjaganya fundamental makroekonomi dan respon kebijakan otoritas perekonomian telah menjadi perhatian S&P," kata Agus dalam keterangan pers yang diterima Antara di Jakarta, Senin.

Pada tahun 2013, Bank Indonesia (BI) telah melakukan respon kebijakan melalui bauran kebijakan yang terdiri dari kebijakan kenaikan suku bunga, kebijakan nilai tukar yang lebih fleksibel dan sesuai dengan faktor fundamentalnya.

Selain itu kebijakan pendalaman pasar keuangan, kebijakan makro prudensial, koordinasi kebijakan dengan Pemerintah termasuk kerjasama dengan bank sentral lainnya dan penguatan strategi komunikasi.

Ke depan, lanjut Agus, BI akan tetap menjaga komitmen dalam mengawal perekonomian dan sistem keuangan dengan tetap mengadopsi kebijakan yang konsisten, upaya pendalaman pasar keuangan dan terus melakukan penguatan strategi komunikasi.

Pada Senin ini, S&P memberikan penegasan atas peringkat utang luar negeri Indonesia pada posisi BB+ atau stable outlook. Dalam siaran persnya, S&P menjelaskan kondisi fiskal dan struktur utang yang sehat serta prospek pertumbuhan yang cukup kuat merupakan faktor kunci yang mendukung afirmasi Sovereign Credit Rating Indonesia itu.

Di sisi lain, kondisi kelembagaan yang relatif lemah, PDB per kapita yang rendah dan kerentanan eksternal merupakan faktor-faktor yang menjadi risiko bagi Sovereign Credit Rating Indonesia. S&P juga berkeyakinan kebijakan ekonomi Indonesia yang berkesinambungan akan tetap terjaga pascapemilihan presiden pada bulan Juli 2014.
(C005/A039)

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014