Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Rabu pagi, naik tajam menjadi Rp9.195/9.200 per dolar AS dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya pada level Rp9.230/9.235 per dolar AS atau menguat 35 poin. Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara, Yusuf, di Jakarta, Rabu mengatakan menguatnya rupiah dinilai wajar, karena sejak awal bulan terus mendapat tekanan pasar. Kenaikan rupiah didukung oleh menguatnya pasar saham Asia akibat membaik bursa Wall Street, setelah keluarnya data indeks kepercayaan konsumen AS bulan September yang naik tajam dari bulan sebelumnya, katanya. Rupiah, lanjutnya, menguat hingga di bawah level Rp9.200 per dolar AS, karena mata uang asing terhadap yen dan euro merosot akibat aksi lepas dolar eksportir Jepang. Selain itu, para pelaku pasar juga sejak minggu lalu mulai memfokuskan perhatian terhadap bank sentral AS (The Fed) yang diperkirakan menurunkan bunga AS, karena pertumbuhan ekonomi AS yang diperkirakan melambat masih berjalan wajar, katanya. Menurut dia, membaiknya rupiah diharapkan akan berlanjut dengan masuknya Bank Indonesia ke pasar untuk mengawal rupiah, sehingga kenaikan mata uang lokal itu makin kencang. Namun pasar valas domestik sulit ditebak, sekalipun ada faktor positif yang mendukung, justru nilai mata uang itu merosot dan begitu pula sebalik. Namun peranan naik atau turunnya nilai tukar mata uang itu masih ditentukan oleh supply and demand. "Kami optimis rupiah masih bisa menguat pada penutupan nanti sore, karena sentimen positif itu cukup besar, seperti kenaikan harga saham di pasar regional, sehingga indeks Nikkei, Jepang naik 1,23 persen, indeks Kospi, Korea Selatan 0,93 persen dan indeks SP/ASX 200, Australia naik 1,28 persen," jelasnya. Dengan berkurangnya kekhawatiran atas melambatnya ekonomi AS yang merupakan pasar potensial bagi negara Asia, maka prospek ekonomi di kawasan tersebut akan semakin berkembang. Indonesia diharapkan dapat segera memanfaatkan peluang itu dan segera melakukan perbaikan terhadap produk-produk yang diekspor ke nagara tersebut, demikian Yusuf. (*)
Copyright © ANTARA 2006