Baquba, Irak (ANTARA News) - Serangan bom bunuh diri di tengah pendukung Presiden Irak Jalal Talabani menewaskan 30 orang dan mencederai 50 lain, kata pejabat-pejabat keamanan dan medis.
Korban berkumpul di kota Kurdi Khanaqin untuk merayakan penyiaran video yang menunjukkan Talabani yang sakit. Pemimpin Kurdi itu memberikan suaranya di Jerman, dimana ia memperoleh perwatan medis untuk stroke, menjelang pemilihan umum parlemen pada Rabu.
Khanaqin terletak di wilayah sengketa dan pemerintah otonomi Kurdi ingin memasukkannya pemilu parlemen pada Rabu.
Khanaqin dan daerah berdekatan Saadiyah sebelumnya dikabarkan menjadi sasaran serangan.
Irak dilanda kekerasan yang menewaskan lebih dari 3.000 orang tahun ini, dan pemilihan umum parlemen pada 30 April, yang pertama sejak pasukan AS meninggalkan negara itu, merupakan ujian besar bagi pasukan keamanan Irak.
Upaya pihak berwenang dalam beberapa bulan ini untuk mengendalikan kekerasan mematikan belum menunjukkan hasil yang berarti sejauh ini.
Lebih dari 700 orang tewas di Irak pada Februari, menurut data yang dihimpun AFP, misi PBB untuk Irak dan pemerintah Irak.
Kekerasan di Irak telah mencapai tingkatan yang belum pernah terlihat sejak 2008, ketika negara itu mulai bangkit dari konflik sektarian mematikan pada 2006-2007 yang merenggut puluhan ribu jiwa.
Sebanyak 1.013 orang -- 795 warga sipil, 122 prajurit dan 96 polisi -- tewas akibat kekerasan di negara itu pada Januari, menurut data resmi yang dihimpun kementerian-kementerian kesehatan, dalam negeri dan pertahanan.
Menurut data itu, kekerasan juga melukai 2.024 orang -- 1.633 warga sipil, 238 prajurit dan 153 polisi.
Pasukan keamanan membunuh 189 militan dan menangkap 458 orang sepanjang bulan itu.
Jumlah kematian pada Januari itu merupakan angka tertinggi yang dikeluarkan kementerian-kementerian itu sejak April 2008, ketika 1.073 orang tewas.
Data korban terkini itu mengkonfirmasi peningkatan kekerasan mematikan di Irak, yang dilanda serangan militan hampir setiap hari dan pengambilalihan sebuah kota penting yang merupakan ambang pintu menuju Baghdad dan daerah-daerah di sebuah kota lain oleh gerilyawan anti-pemerintah.
Tahun lalu merupakan masa paling mematikan di Irak sejak 2008 dimana hampir 9.000 orang tewas, menurut data PBB.
Ketegangan di Irak tinggi tahun ini sejak gerilyawan terkait Al Qaida dan militan Sunni lain menguasai kota Fallujah pada 1 Januari.
Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon menyatakan khawatir atas kekerasan yang terus berlangsung dan mendesak para pemimpin Irak menangani penyebab yang mendasarinya.
Gelombang pemboman dan serangan bunuh diri meningkat di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.
Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak, demikian AFP.
(M014)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014