Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/ AQI) di Jakarta berada di angka 122Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di Jakarta menempati peringkat enam sebagai kota dengan udara terburuk di dunia pada Minggu pagi.
Sedangkan angka konsentrasi partikel halus PM2.5 berada di angka 42 mikrogram per meter kubik atau 8.4 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Angka itu memiliki penjelasan kategori tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Kota dengan kualitas udara terburuk pertama yakni Kampala, Uganda di angka 164, dan urutan kedua Kinshasa, Kongo di angka 161. Urutan ketiga Sao Paulo, Brazil di angka 153, urutan keempat Aljir, Algeria di angka 145, urutan kelima Cairo City, Mesir di angka 134.
Urutan ketujuh Dubai, Uni Emirat Arab di angka 115, urutan kedelapan Lahore, Pakistan di angka 110, urutan kesembilan Delhi, India di angka 99, dan urutan kesepuluh Wuhan, Cina di angka 97.
Disarankan masyarakat memakai masker saat keluar rumah, perlu mengurangi aktivitas di luar ruangan, menutup jendela demi menghindari udara luar yang kotor dan menyalakan penyaring udara.
Dinas Lingkungan Hidup DKI menambah dua mobil kabut air (watermist) sebagai salah satu upaya untuk menekan polusi udara di Jakarta pada 2024.
Kemudian, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta juga mendapatkan sokongan dana dari Clean Air Fund melalui program "Breathe Jakarta" untuk meningkatkan kualitas udara.
Baca juga: Begini pesan Heru Budi untuk penjabat gubernur selanjutnyaPewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024