Bekasi (ANTARA News) - Kesebelasan Persipasi Kota Bekasi memutuskan untuk memilih Stadion Persikabo di Cibinong, Kabupaten Bogor sebagai kandang selama mengarungi kompetisi Divisi Utama PSSI musim 2014.
"Sebelum menjatuhkan pilihan ke Stadion Persikabo, manajemen sebelumnya mempertimbangkan penggunaan Stadion Sumantri Brojonegoro di Kuningan, Jakarta Selatan sebagai lokasi kandang. Akan tetapi karena pertimbangan biaya yang mahal, pilihan itu dibatalkan," kata Sekretaris Jenderal Persipasi Yeksa Sarkeh Chandra, di Bekasi, Senin.
Menurut dia, pemanfaatan stadion sementara itu terpaksa dilakukan pihaknya menyusul pelarangan penggunaan Stadion Patriot oleh Pemerintah Kota Bekasi.
Alternatif yang kemudian muncul pun beralih ke Stadion Persikabo yang selama ini menjadi markas kandang Persikabo Kabupaten Bogor.
Perbedaan grup antara Persipasi dan Persikabo membuat jadwal pertandingan tidak ada yang bentrok, sehingga jadwal masing-masing tidak saling terganggu.
Secara terpisah, CEO PT Patriot Indonesia sekaligus Manajer Persipasi Yulianto mengatakan, berkandang di luar Kota Bekasi tetap mendatangkan kerugian. Kerugian yang muncul tak hanya material, tapi juga moral.
Yulianto merinci, biaya yang harus dikeluarkan manajemen untuk menghelat sebuah pertandingan mencapai Rp 100 juta. Biaya yang harus dikeluarkan saat menjamu tim ini sama dengan ketika bertandang ke kandang lawan.
"Hal ini sangat memberatkan tim," ucapnya.
Belum lagi akibat berkandang di luar wilayah, dua sponsor yang sebelumnya berminat menyuntikkan dananya, memilih mundur. Akibat ketiadaan sponsor pula, pembiayaan operasional tim selama semusim menjadi beban berat yang harus ditanggung manajemen.
Selain dari segi material, keputusan berkandang di Kabupaten Bogor juga turut merugikan tim yang dibesut pelatih Warta Kusuma ini. Bertanding di luar Kota Bekasi membuat laga kandang tak dihadiri suporter.
"Jadi sama saja antara laga kandang dan tandang. Keuntungan psikologis saat menggelar laga kandang sama sekali tak bisa dinikmati tim," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014