Beijing (ANTARA) - Tiga orang tewas, 95 orang terluka, dan lebih dari 1,2 juta orang terjebak di zona bencana di wilayah selatan China yang dilanda Topan Super Yagi, menurut laporan China Central Television pada Sabtu (7/9).

Topan Yagi adalah topan ke-11 yang tercatat tahun ini. Bencana alam tersebut mencapai pesisir provinsi pulau Hainan, China, pada Jumat pukul 16:20 waktu setempat (08:20 GMT) dan provinsi selatan Guangdong pada pukul 22:20 waktu setempat, membawa angin kencang dan hujan lebat yang menyebabkan dampak serius pada infrastruktur sipil.

Banyak warga di wilayah selatan China mengalami pemadaman listrik, terjadi gangguan komunikasi, dan banyak bangunan rusak.

Hingga pukul 12:00 pada Sabtu, sekitar 1,227 juta orang telah terdampak oleh topan di provinsi Hainan, Guangdong, dan wilayah otonom Guangxi, lapor stasiun penyiaran tersebut.

Presiden China Xi Jinping telah memerintahkan respons cepat terhadap bencana ini dan untuk menyusun secara menyeluruh pekerjaan penyelamatan, bantuan, dan evakuasi, serta melakukan segala upaya untuk meminimalkan jumlah korban, memulihkan transportasi, energi, komunikasi, dan infrastruktur lain yang rusak sesegera mungkin, serta memastikan keselamatan nyawa dan properti warga, tambah penyiaran tersebut.

Pada Sabtu pagi, topan menghantam pantai provinsi Quang Ninh dan Haiphong di Vietnam dengan kecepatan angin 118-145 kilometer per jam, lapor kantor berita VNA negara tersebut.

Angin merobek atap-atap bangunan, menumbangkan pohon, dan tiang lampu, tambah laporan tersebut, meskipun belum ada data lengkap mengenai kerusakan.

Belum ada juga laporan tentang korban jiwa di antara penduduk provinsi di Vietnam yang terkena dampak topan.

Pada Jumat, pihak berwenang Hainan mengevakuasi lebih dari 418.000 orang dari zona yang berpotensi berbahaya saat topan mendekat, menurut laporan Beijing Daily.

Sumber : Sputnik-OANA

Baca juga: China naikkan tanggap darurat topan Yagi di Guangdong ke level II
Baca juga: Hainan aktifkan tanggap darurat level tertinggi kedua untuk topan Yagi


Penerjemah: Primayanti
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024