Batam (ANTARA) - Personel Polri dari Kepolisian Resor Kota (Polresta) Barelang dan Polsek Galang memfasilitasi aksi peringatan 1 tahun tragedi Rempang di Jembatan 4 Barelang, Kota Batam, Kepulauan Riau, Sabtu sore.

Sebanyak 15 personel Polsek Galang dibantu 10 personel Polresta Barelang dan sejumlah anggota TNI mengamankan jalannya aksi yang berlangsung pukul 15.30 WIB itu.

Dalam aksi tersebut, puluhan warga melakukan aksi damai dengan menaburkan buang dan doa bersama di Jembatan 4 Barelang.

Anggota Polresta Barelang dan Polsek Galang tampak membantu mengarahkan kendaraan warga di kantong-kantong parkir yang disediakan, serta mengatur arus lalu lintas agar tetap lancar saat aksi berlangsung.

Personel dari Polsek Galang memblokade satu lajur untuk digunakan warga saat berorasi, tabur bunga dan berdoa selama kurang lebih 30 menit.

Sementara itu, arus lalu lintas di Jembatan 4 Barelang tetap mengalir menggunakan satu sisi, dilalui dua arah kendaraan.

"Hari ini ada pelaksanaan tabur bunga dan orasi dari warga yang menolak PSN, kami dari Polsek Galang memfasilitasi berupa pengamanan, kami blokade satu lajur jembatan sehingga bisa dipergunakan, untuk lalu lintas mobil kendaraan gunakan lajur sebelah kiri," kata Kapolsek Galang Iptu Alex Yasral.

Menurut perwira pertama Polri itu aksi peringatan 1 tahun tragedi Rempang berjalan kondusif.

Baca juga: Kompolnas ingatkan Polri berada di tengah terkait Rempang

Baca juga: BP Batam berkomitmen tuntaskan investasi Rempang Eco City


Dia memastikan, personel Polri tetap berada di tengah-tengah masyarakat, menjalankan tugas pokok dan fungsi menjaga, melindungi dan mengayomi.

Namun, lanjut dia, Polri juga bertugas menegakkan hukum sesuai aturan yang ada. "Alhamdulillah situasi berjalan lancar dan aman terkendali," ujar Alex.

Setelah aksi selesai, jalur di Jembatan 4 Barelang kembali dibuka dua jalur, masyarakat pun membubarkan diri.

Sementara itu, dalam orasi-nya masyarakat Rempang yang menolak Proyek Strategis Nasional (PSN) menyatakan akan tetap bertahan meski harus berhadapan lagi dengan aparat gabungan.

"Yang kami peringati hari ini adalah tragedi yang sangat menyakitkan hati kami Bangsa Melayu di Pulau Rempang, pada tahun lalu pada hari ini, jam inilah. Sedihnya hati kami diserang oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab," ujar Miswadi, perwakilan masyarakat.

Miswadi menegaskan, setelah 1 tahun tragedi pihaknya tetap menolak relokasi, dan tidak akan berhenti berjuang sampai akhir.

"Kami semua tetap akan menolak relokasi, kenapa kami direlokasi, jangan anggap remeh Bangsa Melayu. Selagi masalah ini tidak terselesaikan kami tidak akan lelah berjuang," tutur Miswadi.

Setelah orasi dan tabur bunga, warga Rempang bergerak ke lapangan bola di Semulang Hulu untuk aksi damai, doa bersama, menyalakan lilin dan malam silaturahim.

Sebagaimana diketahui tragedi Rempang terjadi pada 7 September 2023, warga dan aparat gabungan terlibat bentrok saat aksi menolak relokasi PSN Rempang Eco City.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024