"Sudah banyak anak-anak yang dipukul, ditendang, atau dimarah-marahi oleh dia. Kami tidak tahan lagi dan memilih lari untuk melaporkan hal ini," kata juru masak Nurani, yang datang ke Kepolisian Resor Kota (Polresta) Berelang untuk melapor pada Senin siang.
Menurut Nuraini, pelaku terakhir melakukan kekerasan pada dua anak panti asuhan yakni Da (6) dan Ad (5) yang kini sudah tidak tinggal di panti asuhan lagi.
"Mereka dikejar dan dipukuli ustad Bro saat ketemu di simpang Kepri Mal. Dua anak tersebut sudah beberapa waktu pergi karena tidak tahan dengan perlakuan Ustad Bro," kata dia.
"Saat sedang berjualan, Ustad Bro sedang melintas dengan beberapa anak panti lainnya. Ustad melihat kami dan langsung turun mengejar dan Ad tertangkap sementara saya berhasil kabur," kata Da tentang kejadian yang dia alami pada Minggu (20/4).
Da mengaku sering menjadi korban kekerasan saat berada di panti asuhan. "Kalau dipanggil terus lambat datang kami dipukul pakai tangga, pakai sapu dan kayu," ujar Da.
"Kami disuruh angkat batako, kayu bakar, pasir dan air. Kalau kami menolak atau terlambat mengerjakannya, pasti dipukul," kata Da.
In (5), korban lainnya, mengaku pernah dipukul dan dicampakan ke dalam kolam karena terlambat makan.
"Saya pernah dihukum dengan dimasukkan ke dalam drum. Kaki saya dipegang, kepala dicelupin ke dalam drum isi air," katanya.
Nurani mengaku sempat dikeroyok oleh Ustadz Bro dan dua penghuni panti lain saat memprotes tindak kekerasan yang mereka lakukan pada anak-anak panti.
Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satuan Reserse Kriminal Polresta Barelang Iptu Retno Ariani mengatakan polisi sudah memeriksa empat saksi kasus kekerasan di Panti Asuhan Yaa Bunayya.
"Pelaku penganiayaan pengurus panti. Kami sudah periksa empat saksi dan kasusnya masih lidik," kata dia.
Pewarta: Larno
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014