"Komunikasi politik terus dilakukan. Koalisi akan diputuskan dalam rapat pimpinan nasional yang kemungkinan akan diadakan Kamis minggu ini," kata Didi Apriadi dihubungi di Jakarta, Senin.
Didi mengatakan waktu yang tersisa untuk memutuskan koalisi sudah semakin mepet karena batas waktu pendaftaran bakal calon pasangan presiden dan wakil presiden adalah 20 Mei.
Karena itu, kata dia, partai yang didirikan Wiranto itu akan segera memutuskan langkah yang akan diambil setelah Pemilihan Legislatif 2014.
"Jujur saja kami terkejut dengan hasil pemilihan legislatif yang tidak memenuhi target. Karena itu, kami akan berkoalisi dengan partai lain," tuturnya.
Menurut Didi, Partai Hanura masih terbuka untuk berkoalisi dengan partai mana pun, baik partai Islam maupun nasionalis.
"Kami membuka peluang berkoalisi ke semua partai politik. Saat ini kami masih menjajaki kemungkinan berkoalisi dengan partai mana pun," ujarnya.
Pada Pemilu 2014, Partai Hanura mengusung Wiranto-Hary Tanoesoedibjo sebagai calon pasangan presiden dan wakil presiden. Hary Tanoesoedibjo bergabung ke Partai Hanura setelah keluar dari Partai NasDem yang dipimpin Surya Paloh.
Hary Tanoesoedibjo juga ditunjuk sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Hanura dalam Pemilihan Legislatif 2014. Namun, perolehan suara Partai Hanura tidak signifikan karena hanya ada di kisaran lima persen menurut hitung cepat yang dilakukan berbagai lembaga.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hanura Kristiawanto menyarankan agar Hary Tanoesoedibjo mundur sebagai Ketua Bappilu karena dinilai gagal memenangkan partainya pada pemilihan legislatif.
"Penghitungan suara menunjukkan suara Hanura belum cukup untuk mengusung calon presiden karena kegagalan Bappilu yang diketuai Hary Tanoe. Kalau perlu, dia mundur dan kembali menjadi pengusaha," kata Kristiawanto.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014