"Saya menerima kekalahan ini dengan legowo meskipun ada kejanggalan-kejanggalan dan kecurangan yang dilakukan kepada saya," kata Nurul di Gedung MPR/DPR/DPD Jakarta, Senin.
Walau tidak terpilih menjadi anggota DPR periode 2014-2019, politisi Partai Golkar itu ingin melanjutkan upayanya untuk menyuarakan masalah-masalah dalam tata kelola pemerintahan dan politik.
"Saya ingin keluar dan tak ingin terpuruk. Sehingga saya bisa mengerjakan apapun untuk kedepan, tetap bekerja untuk Golkar. Tetap akan bekerja untuk politik, komit di partai, isu-isu good governance, pluralisme," katanya.
Meski mengaku menerima kekalahan dalam pemilihan wakil rakyat, Nurul merasa menjadi korban kecurangan dan mengibaratkan proses pemilihan sebagai perang saudara.
"Saya ibaratkan Pemilu 2014 ini sebagai perang saudara di Suriah, saling serang, saling bunuh sesama saudara sendiri," katanya.
"Pedang uang yang membabat saudaranya sendiri. Lawan kami bukan dengan partai lain, tapi lawan saya adalah internal partai sendiri," kata dia.
Selain itu, kata Nurul, kekalahannya terjadi karena suara partai dialihkan ke calon anggota legislatif tertentu.
"Melakukan seser suara caleg kepada yang dikehendaki, kesannya ada caleg yang dimenangkan. Kotak surat dibuang, surat tercoblos dan masih banyak yang lainnya," katanya.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014