Venesia/Roma (ANTARA) - Di sebuah ruang remang-remang dalam Festival Film Venesia, para penonton mengenakan rompi dan headphone khusus, lalu masuk ke dalam sebuah cerita yang diproyeksikan di beberapa layar sutra.

Seiring rompi itu bersinar selaras dengan narasi, batas antara penonton dan cerita memudar, membawa penonton ke sebuah dimensi baru.

Teknologi-teknologi mutakhir dan bentuk-bentuk naratif menjadi inti dari acara Venice Immersive, yang merupakan bagian dari Festival Film Venesia ke-81 yang sedang berlangsung. Sebagai salah satu bagian festival yang paling inovatif, Venice Immersive menampilkan karya-karya terbaru dalam realitas virtual (virtual reality/VR), realitas tertambah (augmented reality/AR), dan realitas campuran (mixed reality/XR).

Dua puluh enam proyek bersaing untuk mendapatkan hadiah utama dalam kategori ini.

"Venice Immersive diluncurkan dalam ajang Festival Film Venesia pada 2016. Saat ini, Venice Immersive masih menjadi festival terbesar untuk karya-karya imersif di dunia," kata konsultan Venice Immersive, Michel Reilhac dalam sebuah wawancara dengan Xinhua. 
 
 Orang-orang mencoba perangkat imersif di acara Venice Immersive, bagian dari Festival Film Venesia ke-81 di Venesia, Italia, pada 28 Agustus 2024. (ANTARA/Xinhua/Zhang Xinwen)


Digelar di sebuah pulau kecil di dekat Lido, tempat berlangsungnya acara festival utama, Venice Immersive menyediakan ruang-ruang yang dirancang khusus untuk meningkatkan sifat interaktif dari proyek-proyek tersebut.   

"Sebagai seorang produser film, ini adalah pertama kalinya saya mencoba sebuah karya imersif, dan ternyata mengesankan. "Headset dan perekaman 360 derajat dengan sempurna menampilkan lukisan impresionis," ujar seorang produser film asal Slovenia Michal Horvath usai menjajal sebuah karya yang berfokus pada seniman Impresionis.

Venice Immersive bertujuan menghubungkan pembuatan film konvensional dengan teknologi imersif yang sedang berkembang (emerging), mendorong para sineas untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan baru, Reilhac menambahkan. Banyak elemen China dipamerkan dalam karya-karya internasional tahun ini.

"Ada kesuksesan besar dari pengalaman imersif di China. Pengalaman tersebut bisa berupa mal, galeri, atau museum. Anda dapat membeli tiket dan merasakan pengalaman tersebut. Pengalaman imersif makin populer di China," tutur Reilhac.

Liz Rosenthal, konsultan lain dari Venice Immersive, menyebutkan bahwa studio-studio besar, seperti Marvel, sedang berkolaborasi dalam proyek-proyek imersif, membagikan kekayaan intelektual mereka dengan para seniman untuk memperluas kemungkinan medium itu.
 
Orang-orang mengunjungi    Venice Immersive, bagian dari Festival Film Venesia ke-81 di Venesia, Italia, pada 28 Agustus 2024. (ANTARA/Xinhua/Zhang Xinwen)


Banyak proyek imersif lebih dari sekadar penggunaan headset, menciptakan lingkungan yang sepenuhnya direkonstruksi, seperti apartemen, taman yang rimbun, dan dunia asing. Penonton berinteraksi dengan ruang-ruang ini melalui perangkat yang dapat dikenakan (wearable device), yang menjadikan pengalaman tersebut lebih personal dan menarik

Menurut Rosenthal, sekitar 16.000 tiket untuk pemutaran telah terjual, dan antrean telah dipersiapkan bagi mereka yang tidak memiliki reservasi.

Namun demikian, tantangan tetap ada.

"Headset masih terlalu besar, rumit, dan terkadang berat," ujar Reilhac, seraya menambahkan bahwa masalah itu merupakan hambatan bagi daya tarik massa terhadap medium tersebut.

"Akan jauh lebih mudah jika teknologi makin dikembangkan guna menghasilkan perangkat yang lebih ringkas," kata Reilhac lagi.


 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024