"Seiring dengan kebutuhan bisnis, kebutuhan dukungan jaringan komunikasi satelit sangat diperlukan," kata Direktur Utama BRI Sofyan Basir pada acara penandatanganan kerja sama dengan kedua perusahaan itu di Jakarta, Senin.
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, Senior Vice President Space Systems/Loral David Bernstein dan Senior Vice President Arianespace Jacques Breton hadir dalam acara penandatanganan kerja sama itu.
Saat ini BRI masih menggunakan 23 transponder dari sembilan penyedia layanan untuk memenuhi kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi bagi lebih dari 9.000 jaringan kantor perseroan dan jaringan e-channel.
BRI menyediakan dana hingga 250 juta dolar AS atau sekitar Rp2,5 triliun untuk pengadaan satelit yang dinamai BRIsat setelah memperoleh izin orbit satelit 150.5 Bujur Timur dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Dengan 45 transponder, satelit itu akan bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia, ASEAN, Asia Timur Laut, sebagian Pasifik dan Australia Barat.
"Indonesia memiliki 17 ribu pulau, lebih dari 7 ribu kecamatan, dan 80 ribu desa dan kelurahan yang sangat membutuhkan teknologi komunikasi satelit," ujar Sofyan.
Ia mengatakan pengadaan satelit itu akan mendukung upaya perluasan layanan jasa keuangan bagi masyarakat.
"Kami juga tetap terus mengembangkan jaringan kantor dan e-channel, yang akan didukung oleh jaringan komunikasi satelit ini," kata Sofyan.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014