Pencegahan

Sederet kasus doping masa lalu menuntut langkah pencegahan lebih masif dan serius dari IADO pada PON Aceh-Sumut 2024. Setidaknya, Ketua Umum IADO Gatot S Dewa Broto telah menegaskan bahwa pengawasan anti-doping PON kali ini jauh lebih lengkap dibandingkan dengan PON Papua.

Pengawasan anti-doping dengan hanya pengambilan sampel urine atlet seperti pada PON Papua, tidak lagi dilakukan pada PON Aceh-Sumut yang dilengkapi dengan aksi edukasi, investigasi, dan intelejensi.

Keseriusan dalam pengawasan anti-doping itu ditunjukkan IADO dengan mengirim 23 petugas yang disebar di Aceh dan Sumatera Utara untuk bertugas di lapangan, jauh-jauh hari sebelum PON dibuka secara resmi.

IADO memiliki target mengambil sebanyak 800 sampel urine atlet, masing-masing 400 sampel di Aceh dan 400 Sumatera Utara, yang selanjutnya dikirim ke laboratorium terverifikasi di Bangkok, Thailand untuk tes doping.

Hingga 5 September 2024, sudah 34 sampel dikirim karena beberapa cabang olahraga sudah mulai dipertandingkan sejak 28 Agustus, seperti Polo Air, Senam, Dayung, dan Angkat Besi.

Gatot pun menegaskan bahwa para atlet tidak bisa menolak memberikan sampel urine mereka karena akan dianggap doping meski belum terbukti mengkonsumsi zat terlarang.

Pelaksanaan tugas pengawasan anti-doping juga dilengkapi dengan tenaga Doping Control Officer (DCO) yang diberangkatkan dari Jakarta sebanyak 16 petugas yang terakreditasi dan memiliki reputasi internasional.

Jumlah tenaga DCO tersebut masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan, sehingga sebelumnya IADO berkoordinasi dengan dinas kesehatan di kedua provinsi dan masing-masing telah merekrut puluhan DCO lokal beserta tenaga pendukung.

Sementara itu, kerja edukasi juga berjalan melalui kampanye anti-doping yang dipusatkan di ibu kota kedua provinsi yaitu di Banda Aceh khususnya di arena pertandingan cabang angkat besi, basket 5×5, tenis lapangan, panjat tebing, dan dayung. Kemudian di arena cabang olahraga atletik, taekwondo, bulu tangkis, karate, dan ju-jitsu yang tersebar di Medan dan Deli Serdang.

Berbagai langkah itu merupakan hal urgen untuk dijalankan, tidak hanya untuk mencegah kasus doping atlet namun juga menunjukkan kepada pihak World Anti-Doping Agency (WADA) bahwa pengawasan anti-doping untuk ajang olahraga Indonesia benar-benar serius.

Baca juga: IADO telah kirim 34 sampel doping dari PON 2024 untuk diuji di Bangkok
Baca juga: IADO sebut pengawasan anti-doping PON Aceh-Sumut lebih lengkap


Halaman berikut: Dibutuhkan kesadaran total dari para atlet dan ofisial

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2024