supaya regulasi-regulasi yang menjadi produk kami mampu menjadikan proses bisnis di dunia logistik bisa ditunjang atau aplikatif
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berupaya memperkuat dan mendukung ekosistem logistik nasional atau national logistics ecosystem (NLE) melalui berbagai produk regulasi yang dikeluarkan.

Hal itu dikemukakan oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Hartanto saat menjadi narasumber pada kegiatan Hub Talks "Kontribusi Dunia Usaha dalam Pembangunan Transportasi dan Logistik" yang merupakan rangkaian dari kegiatan Hub Space 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (6/9).

"Kami sebagai regulator mengorkestrasikan supaya regulasi-regulasi yang menjadi produk kami mampu menjadikan proses bisnis di dunia logistik bisa ditunjang atau aplikatif," kata Hartanto melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Ia menyatakan Indonesia merupakan negara yang terdiri atas ribuan pulau sehingga peran utama Kemenhub adalah bagaimana menghubungkan antarwilayah tersebut.

Untuk mewujudkannya, kata dia, dibutuhkan sarana dan prasarana serta kerja sama dengan pemangku kepentingan, termasuk berkaitan dengan ekosistem logistik nasional. Upaya yang dilakukan ialah terus melanjutkan kolaborasi dengan pemangku kepentingan sektor logistik.

Baca juga: ICAO: Keamanan penerbangan Indonesia di atas rata-rata dunia

Baca juga: Menhub: Membangun transportasi perlu kolaborasi semua daerah


"Disparitas di pulau-pulau kami usahakan secepatnya bisa setara. Jelasnya sampai saat ini kita terus berupaya bekerja sama secara baik dengan stakeholder yang ada. Kita coba untuk saling berkoordinasi dan berkomunikasi. Tanpa koordinasi tidak ada ekosistem logistik nasional yang output-nya bisa diterima masyarakat," ucap Hartanto.

Pada kesempatan yang sama, CEO Pertamina International Shipping (PIS) Yoki Firnandi mengatakan pada 2023, PIS beserta grupnya telah mengangkut 160 miliar liter energi ke seluruh wilayah Indonesia.

Namun, hal tersebut tidak terlepas dari berbagai tantangan seperti tantangan alam, sumber daya manusia, keamanan, serta keselamatan.

"Tetapi tantangan itu sampai saat ini bisa dihadapi dengan baik karena indikatornya, dalam energi tidak boleh ada istilah kelangkaan. Inilah yang tentunya kami sangat berterima kasih ke perhubungan laut dan stakeholder terkait, karena ini tidak terlepas dari support yang diberikan," ujar Yoki.

Senada dengan Yoki, Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni Kokok Susanto mengatakan kolaborasi sangat dibutuhkan pada sektor logistik.

Saat ini, Pelni memiliki 26 kapal. Dengan armada tersebut, terhitung hingga akhir 2023 Pelni telah mengangkut 4,3 juta penumpang. Ditambah penumpang kapal perintis sebanyak 932.000 sehingga total, Pelni telah mengangkut 5,1 juta penumpang.

"Perkembangan bisnis tidak lepas dari strategi yang harus kita pikirkan. Cara kita menjaga keberlanjutan adalah bagaimana kita bisa berkolaborasi dengan menggunakan sharing capacity karena pemainnya di sini banyak sekali. Dengan itu, biaya operasi akan lebih rendah," ujar Kokok.

Setelah Hubtalks, dilakukan pula peluncuran buku berjudul "Pelesir Pelabuhan Laut" karya Direktorat Kepelabuhanan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Antoni Arif Priadi.

Baca juga: Kemenhub perkuat pengawasan kewajiban pengaktifan AIS di perairan RI

Baca juga: Kemenhub gelar Sertifikasi Pemeriksa Kecelakaan Kapal

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024