Jakarta (ANTARA) - Sebagai seorang islam, Anda pasti pernah mendengar anjuran untuk makan kurma dalam jumlah ganjil.

Kebiasaan ini bukan tanpa alasan, tetapi karena ada makna khusus di baliknya yang berasal dari ajaran dan tradisi Nabi SAW.

Hal-hal terkait anjuran untuk makan kurma dalam jumlah ganjil didasari dari beberapa hadist sebagai berikut:

Hadits dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu:

كان النبي صلى الله عليه وسلم لا يغدو يوم الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وتراً

Nabi Shallallahu’alahi wa sallam biasanya tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga makan kurma terlebih dahulu, dan beliau makan kurma dengan jumlah ganjil” (HR. Bukhari).

Dari hadits tersebut, disimpulkan bahwa mengonsumsi kurma sebelum shalat Iedul Fithri adalah sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Dianjurkan untuk makan lebih dari dua kurma dalam jumlah ganjil, seperti tiga, lima, atau lebih, untuk mengikuti sunnah Rasulullah secara sempurna.

Terkait hukum jumlah untuk mengonsumsi kurma Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menerangkan bahwa memakan kurma harus selalu dalam jumlah ganjil itu tidaklah wajib ataupun sunnah.

“Itu tidak wajib dan tidak pula sunnah. Yaitu seseorang berbuka puasa dengan kurma yang ganjil, semisal tiga, atau lima atau tujuh atau sembilan. Kecuali di hari Idul Fitri." (Fatawa Nurun ‘alad Darbi, rekaman nomor 354) [2].

Meskipun demikian, sebagai umat Muslim, kita harus meyakini bahwa Rasulullah SAW adalah teladan dalam segala hal, termasuk dalam kebiasaannya dalam makan kurma.

Salah satu kebiasaan Nabi Muhammad SAW terkait mengonsumsi kurma diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, di mana Rasulullah bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نِعْمَ سَحُورُ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ

"Sebaik-baik makanan sahur bagi seorang mukmin adalah tamr (kurma kering)."

Kurma juga bisa menjadi buah yang haram untuk dikonsumsi yakni apabila dijadikan arak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ الْعِنَبِ خَمْرًا وَإِنَّ مِنْ التَّمْرِ خَمْرًا وَإِنَّ مِنْ الْعَسَلِ خَمْرًا وَإِنَّ مِنْ الْبُرِّ خَمْرًا وَإِنَّ مِنْ الشَّعِيرِ خَمْرًا

Sesungguhnya sebagian dari anggur itu (dapat dijadikan) khamr (arak), dan sebagian dari kurma itu (dapat dijadikan) khamr (arak), dan sebagian dari madu itu (dapat dijadikan) khamr (arak) dan sebagian dari biji gandum itu berupa khamr (arak), sebagian dari gandum gerst/sejenis tepung sereal (dapat dijadikan) khamr (arak)

Baca juga: Kurma dan segudang manfaatnya untuk kesehatan tubuh

Baca juga: Butir-butir kurma dari Lombok Utara

Baca juga: BPS: Impor kurma terbesar Indonesia berasal dari Tunisia bukan Israel

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024