Teknik tradisional dari sejarah panjang
 
Selain penyajiannya yang masih mempertahankan ciri khas sejak berdirinya kedai, Kedai Solong juga tetap mempertahankan teknik pengolahan kopi dengan menggunakan teknik sangrai yang dibakar dengan tungku kayu.

"Jadi produksi pengolahan, kita masih memakai kayu pengolahannya, karena kayu ini kan tetap mempertahankan buih rasanya, sedangkan pakai mesin itu kan di uap ya jadi masaknya enggak sama rata gitu," ujar Haji Solong.
 
Teknik tradisional ini terus dipertahankan meski kini dikelola Haji Nawawi yang merupakan penerus generasi kedua dari pemilik pertama Muhammad Saman, sang ayah.
 
Haji Nawawi mengatakan bahwa sejarah nama Solong berawal dari kisah sang ayah yang bekerja pada sebuah tempat produksi kopi milik orang China. Lalu pada tahun 1965 kepemilikan tersebut berpindah ke Muhammad Saman. Karena orang-orang kerap memanggil nama Muhammad Saman dengan Solong akhirnya ketika membuka kedai pun dipanggil sebagai Kedai Solong.
 
"Jadi nama bapak saya Haji Muhammad Saman. Jadi karena Solong itu sudah melekat, sudah kerennya, kopi mana Solong. Jadi semua Solong. Sudah bikin nama lainnya nggak jalan," kata Haji Nawawi.
 
Haji Nawawi mengungkapkan bahwa kedai ini sempat berganti nama, namun karena nama Kedai Solong ini begitu melekat dengan masyarakat akhirnya nama Kedai Solong kembali digunakan.
 
Dengan semakin modernnya industri kopi, Kedai Solong juga melakukan transformasi. Kini para penikmat kopi juga bisa mendapatkan produk biji kopi kemasan dari Kedai Solong yang dijual dalam bentuk kemasan 250 gram hingga 1 kilogram.

Tentu saja, transformasi itu tak mengikis gambaran Kedai Solong sebagai kedai yang tidak besar dan relatif sederhana jika dibandingkan dengan kedai-kedai kopi modern yang menjamur di setiap sudut kota. Justru dengan kesederhanaan itulah, dari kedai ini para pelanggan tak pernah kehilangan cita rasa otentik juga kehangatan bercengkerama yang mungkin tak dirasakan lagi di tempat-tempat ngopi kekinian.


Baca juga: BPS catat ekspor Aceh mencapai 201,7 juta dolar AS hingga April 2024
Baca juga: Kemendikbudristek: Ruang-ruang ngopi perkuat ketahanan budaya rakyat

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2024