Sebagai primadona para penikmat kopi, Kedai Solong masih mempertahankan nuansa kehangatan masa lampau. Kedai kopi yang berdiri sejak 1974 tersebut masih mempertahankan "kesederhanaan" dengan meletakkan meja para pelanggan yang berdekatan. Ditambah dengan hadirnya berbagai macam jajanan dan kue tradisional yang dihidangkan di atas meja, seakan menyuruh para pelanggan untuk tak boleh beranjak dari masa lalu.
Begitu aroma kopi yang tengah disangrai oleh pekerja di belakang kedai menguar, kian memperkuat nuansa nostalgia dengan kesederhanaan kopi di masa lalu. Haji Solong mengungkapkan bahwa nuansa sederhana ini tetap dipertahankan karena para konsumen justru lebih senang dengan nuansa yang tetap dipertahankan sejak zaman dulu di kedai kopi ini.
"Saya coba berapa kali wawancara sama konsumen yang datang ke sini, tanya bagaimana kalau diubah nuansanya, tapi para pelanggan itu mengatakan jangan biar begini aja (enggak usah berubah ke modern)," ujar Haji Solong.
Bukan hanya nuansa yang tetap dipertahankan, tapi juga cara penyajian kopi yang menjadi ciri khas Kedai Solong hingga kini masih digunakan.
Cara penyajian kopi yang unik dengan metode penyeduhan saring, membuat barista kedai Solong juga menjadi salah satu daya pikat karena menampilkan atraksi menawan saat mengolah kopi.
Barista akan memasukkan bubuk kopi yang telah di seduh dengan air mendidih ke dalam saringan kopi lalu mengangkatnya tinggi-tinggi. Tangan kanan memegang saringan yang dimainkan ke atas lalu ke bawah.
Pembeli juga bisa meminta tambahan gula ataupun susu tergantung selera. Tapi sebagian besar pembeli memesan secangkir kopi tanpa gula atau susu karena secangkir kopi robusta yang disangrai disini tak begitu pahit.
"Karena pakai teknik saring nanti kopi lebih merata dan lebih enak. Prosesnya itu sampai dua kali, tiga kali ditarik. Kami sebenarnya punya juga teknik penyajian kopi pakai mesin untuk pengolahan kopi arabika tapi kalau kopi robusta itu memang enak ditarik ya," kata Haji Solong.
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2024