Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Pusat Pengamatan Meteorologi Badan Meteorologi China dari China Meteorological Administration atau CMA, Zhang Peng, Kamis (5/9), pada upacara pembukaan Lokakarya Internasional tentang Gas Rumah Kaca dan Perubahan Iklim di Dataran Tinggi Qinghai-Xizang. Acara yang diadakan di Provinsi Qinghai, China barat laut, itu sekaligus menandai 30 tahun Observatorium Baseline Waliguan.
Terletak di ketinggian lebih dari 3.800 meter di atas permukaan laut di Dataran Tinggi Qinghai-Xizang, Observatorium Baseline Waliguan, yang merupakan sebuah observatorium pengamatan atmosfer global, mulai beroperasi pada 17 September 1994.
"Ini adalah satu-satunya stasiun baseline saat ini yang melakukan pengukuran di kawasan Asia yang luas di altitudo yang tinggi," kata kepala Program Pengamatan Atmosfer Global di Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) Paolo Laj.
"Ketika Anda melakukan pengukuran di altitudo tinggi, Anda tidak terpengaruh oleh sumber lokal, jadi Anda memiliki pandangan yang sangat baik terhadap atmosfer global. Pengukuran yang dilakukan di Gunung Waliguan sangatlah penting," kata Laj menambahkan.
Lokakarya yang berlangsung selama dua hari itu diselenggarakan di dua tempat, yaitu Xining, ibu kota Qinghai, dan wilayah Gonghe di Prefektur Otonom Etnis Tibet Hainan, Qinghai.
Lebih dari 130 pakar dan akademisi dari institusi lokal dan internasional akan bertukar pandangan mengenai berbagai topik, seperti pembangunan jaringan pemantauan gas rumah kaca dan perubahan iklim di Dataran Tinggi Qinghai-Xizang, serta penilaian penyerap karbon dan penghitungan nilai ekologis ekosistem pegunungan.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024
