Bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit, yakni sebesar 14,51 persen yoy.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp7.514,6 triliun pada Juli 2024.

"Secara tahunan, pertumbuhan penyaluran kredit melanjutkan catatan double digit growth sebesar 12,40 persen yoy menjadi Rp7.514,6 triliun, didorong oleh kredit korporasi yang tumbuh sebesar 18,06 persen," kata Dian dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulanan Agustus 2024, di Jakarta, Jumat.

Ia menuturkan kinerja fungsi intermediasi perbankan terus melanjutkan tren peningkatan. Pada Juli 2024, secara month to month (mtm) kredit tumbuh sebesar 0,48 persen, sehingga mencapai Rp36,21 triliun.

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi, yaitu sebesar 15,20 persen yoy, diikuti oleh kredit modal kerja 11,60 persen yoy, sedangkan kredit konsumsi 10,98 persen yoy.

Ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit, yakni sebesar 14,51 persen yoy.

Sejalan dengan pertumbuhan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif pada Juli 2024 sebesar 7,72 persen yoy menjadi Rp8.686,7 triliun, dengan giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar, yaitu 10,73 persen yoy.

Likuiditas industri perbankan pada Juli 2024 memadai dengan rasio Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 109,20 persen dan 24,57 persen, dan masih di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

Sementara itu, kata Dian, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio non-performing loan (NPL) gross perbankan yang relatif stabil di level 2,27 persen dan NPL net sebesar 0,79 persen.

Loan at Risk (LaR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 10,27 persen. Rasio LaR tersebut juga mendekati level sebelum pandemi, yakni sebesar 9,93 persen pada Desember 2019.

Secara umum, tingkat profitabilitas bank (ROA) masih tetap tinggi sebesar 2,69 persen, yang menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan stabil.

Ketahanan perbankan juga tetap kuat tercermin dari permodalan (CAR) yang berada di level tinggi dan meningkat sebesar 26,61 persen dan menjadi bantalan mitigasi risiko yang solid di tengah kondisi ketidakpastian global.

Porsi produk kredit buy now pay later (BNPL) perbankan sebesar 0,24 persen, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi.

Per Juli 2024 baki debet kredit BNPL tumbuh 36,66 persen yoy menjadi Rp18,01 triliun, dengan total jumlah rekening 17,90 juta. Risiko kredit untuk BNPL perbankan turun ke level 2,24 persen.

Dalam rangka penegakan ketentuan dan pelindungan konsumen di sektor perbankan, khususnya terkait dengan pemberantasan judi online yang berdampak luas pada perekonomian dan sektor keuangan, OJK telah meminta bank untuk menindaklanjuti penyelesaian pengaduan nasabah terkait pemblokiran rekening sehubungan dengan aktivitas judi online dengan segera melakukan Enhance Due Diligence (EDD) dan melaporkan hasilnya kepada pengawas OJK.
​​​​​​
Perbankan juga diminta melaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), jika ditemukan adanya transaksi keuangan mencurigakan atas rekening yang dimiliki oleh nasabah tersebut.
Baca juga: BI catat kredit perbankan tumbuh 12,40 persen pada Juli 2024
Baca juga: BI perkirakan kredit perbankan tumbuh 11-13 persen pada 2025


Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024